Bocoran Rencana Kerja Sama Timbal Balik Indonesia & China
GH News May 25, 2025 01:04 AM

Pemerintah berencana menjalankan kerja sama timbal balik dengan China di sektor pertanian. Rencananya, Indonesia akan mendatangkan komoditas pertanian yang tidak dimiliki dari China.

Begitu juga sebaliknya, China akan mengirim barang-barang sektor pertanian yang dibutuhkan Indonesia.

"Yang pertama kita lagi mengupayakan untuk resiprokal. Jadi kita bisa mendatangkan barang yang kita tidak punya dari China, sekarang mereka lagi fokus untuk berinvestasi di bidang susu, membangun pabrik pengolahan susu dan juga kedepannya komitmennya ingin membangun peternakan sapi susu di Indonesia," terang Wakil Menteri Pertanian Sudaryono usai acara Indonesia-China Business Reception 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Sudaryono belum bisa merinci berapa nilai investasi dari rencana tersebut, namun ia menyebut angkanya cukup besar. Terlebih jika investor China mau membangun pabrik dan membawa sapi indukan sehingga bisa mendukung swasembada susu Indonesia.

"Dari semua yang kita makan, yang kita masih kesulitan untuk kita bisa swasembada adalah daging dan susu. Mau tidak mau, kita harus mau mendatangkan indukan, indukan betinanya ke Indonesia supaya dia banyak melahirkan. Jadi kalau kita nunggu yang existing di Indonesia kemudian beranak-beranak, kalah cepat sama pertumbuhan penduduk manusia," jelas Sudaryono.

Dalam lima tahun ke depan Kementan menargetkan bisa mendatangkan total 2 juta ekor sapi indukan hidup untuk kebutuhan daging dan susu. Tahun ini target sapi yang didatangkan adalah sebesar 200 ribu.

Sebagai balasan dalam hubungan dagang tersebut, Indonesia akan mengoptimalkan ekspor durian ke China. Selama ini, kata Sudaryono, durian Indonesia diekspor ke Thailand untuk kemudian dikirim lagi ke China. Ke depannya ekspor diharapkan bisa dilakukan langsung ke China.

"Satu, durian, kita ekspor durian besar sekali dan most likely kita ekspor durian ke Thailand. Baru dari Thailand konon kabarnya di ekspor ke China, sehingga kita ingin ke Thailand iya, tapi ke China langsung juga iya," imbuhnya.

Komoditas kedua yang akan diekspor adalah sarang burung walet. Indonesia sendiri merupakan produsen sarang burung walet terbesar dunia yang mencapai 80%.

"Dan yang ketiga, kita ini surplus commodity poultry, salah satunya yang diminati di pasar China adalah chicken feed, dan itu juga salah satu bagian dari yang kita perjuangkan," imbuhnya.

Sudaryono menyebut hubungan bilateral Indonesia dan China sudah terjalin baik selama 75 tahun. Oleh karena itu ia berharap hubungan tersebut ditingkatkan, tak terkecuali pada sektor pertanian.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.