TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agen pemeringkat global Fitch Ratings, meningkatkan potensi pertumbuhan jangka menengah India 0,2 poin menjadi 6,4 persen.
Bersamaan, Fitch mengurangi proyeksi pertumbuhan Tiongkok sebesar 0,3 persen menjadi 4,3 persen dari 4,6 persen.
Dikutip dari Beijing Bulletin, Minggu (25/5/2025), perubahan tersebut merupakan bagian dari penilaian Fitch terhadap potensi pertumbuhan PDB, untuk 10 negara berkembang selama lima tahun ke depan.
"Perkiraan kami tentang pertumbuhan tren India sedikit lebih tinggi pada 6,4 persen, dibandingkan dengan 6,2 persen sebelumnya. Kami pikir pertumbuhan TFP akan melambat dari beberapa tahun terakhir agar sesuai dengan rata-rata jangka panjangnya sebesar 1,5 persen," demikian catatan teranyar Fitch, dikutip Minggu.
Revisi Fitch berdasarkan kenaikan tajam terkait tingkat partisipasi angkatan kerja India.
Kenaikan itu dihitung dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut terjadi di tengah harapan atas pertumbuhan yang berlanjut. Fitch meramal pertumbuhan terjadi, namun dengan ritme perlahan.
Fitch menyoroti revisi proyeksi untuk pertumbuhan India, menunjukkan kontribusi lebih kuat dari input tenaga kerja. Terutama, jumlah total pekerjaan, ketimbang produktivitas tenaga kerja.
Lembaga pemeringkat juga telah membuat perubahan pada proyeksinya berdasarkan penilaian data tenaga kerja yang direvisi. Tercatat bahwa kontribusi dari tingkat partisipasi telah direvisi naik, sementara kontribusi yang diproyeksikan dari pendalaman modal telah diturunkan.
Faktor kunci lainnya dalam prospek agensi tersebut, adalah Total Factor Productivity (TFP). Fitch percaya pertumbuhan TFP di India akan melambat dari beberapa tahun terakhir dan selaras dengan rata-rata jangka panjangnya sebesar 1,5 persen.
Sebaliknya, prospek untuk Tiongkok telah berubah sedikit kurang optimis.
Badan tersebut telah menurunkan potensi pertumbuhan PDB sisi penawaran Tiongkok menjadi 4,3 persen dari 4,6 persen.
Menurut laporan, ini disebabkan beberapa alasan, termasuk pendalaman modal yang lebih lemah.
Penyesuaian yang sedang berlangsung di pasar properti telah berdampak negatif pada investasi secara keseluruhan, yang telah berperan menurunkan peringkat.
Selain itu, Fitch mencatat penurunan yang sedikit lebih tajam dalam proyeksi tingkat partisipasi angkatan kerja di Cina dan pertumbuhan TFP yang sedikit lebih rendah.
Sekarang, hal itu diperkirakan sejalan dengan rata-rata lima tahun yang berakhir pada 2023.
Penilaian terbaru Fitch menunjukkan dinamika pertumbuhan yang bergeser di antara negara-negara berkembang utama.
India, mendapatkan sedikit lebih banyak kekuatan, karena Tiongkok melihat perlambatan yang moderat dalam potensi ekonomi Negeri Tirai Bambu.