Chief Information Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menyampaikan Indonesia berpeluang menjadi pusat koneksi (central hub) kendaraan listrik. Bahkan Indonesia berpotensi untuk ekspor kendaraan listrik.
Hal ini tak lepas dari peran China dalam industri kendaraan listrik Indonesia. Pandu mengatakan Danantara akan berkolaborasi dengan China untuk mengembangkan ketahanan energi, digital hingga hilirisasi.
"Karena kan Cina juga sudah cukup besar kan investasi di downstream. Di sini Danantara kan investasi bersama juga kita akan masukkan uang di sini," kata Pandu saat ditemui di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Minggu (25/5/2025).
Pandu menekankan pihaknya telah bertemu dengan investor besar China. Dari pertemuan tersebut, mereka ingin agar Danantara ikut berpartisipasi dalam hilirisasi.
"Dan nantinya dari baterai, nanti EV-nya sendiri. Dan ini bagus buat Indonesia karena bukan saja buat pasar domestik yang sekarang lagi berkembang bagus kan di sisi EV. Nantinya juga bisa buat kita ekspor. Jadi ini bisa menjadi Indonesia menjadi central hub buat EV," tambah Pandu.
Menurut dia, industri kendaraan listrik akan makin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari penjualan kendaraan listrik, terutama mobil listrik yang melebihi mobil konvensional.
Berdasarkan data Indonesia Battery Corporation (IBC), penjualan mobil listrik di Indonesia mencapai 40 ribu unit di tahun 2024. Angka ini mengalami peningkatan pesat hingga 200% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 13 ribu unit.
"Insya Allah makin baik, karena kan udah kelihatan first quarter aja sales dari beberapa jenis mobil EV Sudah mengembangi lebih bagus daripada yang non-EV. Kita lihat lah ini momentumnya, tapi ya tugas kita dari sisi investasi arahnya ke sana," terang Pandu.