BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Sanggar Seni Demokrat (SSD) siap mengharumkan nama Kalimantan Selatan di kancah nasional dengan tampil sebagai penyaji dalam perayaan hari lahir Unit Kegiatan Mahasiswa Sanggar Cemara Universitas Wiraraja Sumenep, Madura, Kamis (28/5/2025).
SSD mempersembahkan monolog berjudul “40 Hari Galuh Baayun”, sebuah karya yang mengangkat tradisi adat Banjar serta refleksi sosial masa lampau.
Fadhil Hauw, selaku penulis dan sutradara, menyampaikan, monolog ini adalah bentuk cinta kami terhadap tradisi Banjar.
Pertunjukan ini diharapkan dapat menjadi jembatan penegetahuan budaya antara Kalimantan Selatan dan Madura, serta memperkaya wawasan seni dan tradisi di tingkat nasional.
“Kami ingin memperkenalkan kekayaan budaya daerah kami kepada masyarakat luas,” ujarnya, Kamis (28/5/2025).
Sementara itu, Najla Un’Nisa selaku pementas monolog mengungkapkan merupakan kehormatan baginya dapat membawakan karya ini di Sumenep.
“Semoga penampilan kami dapat memberikan kesan mendalam dan mempererat persaudaraan antar sanggar seni di Indonesia,” harapnya.
Sejalan dengan slogan SSD “Ciptakan Karya Baru, Lestarikan Budaya Lama” yang memiliki tafsiran dan filosofis bahwa jalan kesenian yang dimiliki SSD selalu melahirkan karya-karya baru tanpa melupakan budaya yang menjadi dasar pondasi kehidupan.
Monolog “40 Hari Galuh Baayun” ditulis dan disutradarai langsung oleh Fadhil Hauw, seorang penulis muda berbakat dari Kalimantan Selatan.
Pementasan dimainkan oleh Ketua Umum Sanggar Seni Demokrat langsung, yaitu Najla Un’Nisa, yang siap menghidupkan karakter utama dengan penuh penghayatan.
Dalam perjalanan ini, juga akan didampingi oleh Firman, salah satu anggota SSD yang turut mendukung kelancaran pementasan.
Karya ini mengangkat ritual “baayun” yang sarat makna, mengajak penonton mengenal lebih dekat adat istiadat masyarakat Banjar, sekaligus merefleksikan dinamika sosial yang pernah terjadi di masa lampau.
Unit Kegiatan Mahasiswa Sanggar Seni Demokrat, berdiri resmi sejak 2012 di bawah naungan FISIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, telah dikenal luas sebagai wadah pelestarian dan pengembangan seni teater, tari, musik, dan paduan suara di kalangan mahasiswa.
(Banjarmasinpost.co.id/Rizki Fadillah)