TIMESINDONESIA, JOMBANG – Matahari pagi belum tinggi saat gema talbiyah membelah udara Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (29/5/2025).
Dari berbagai penjuru asrama, ratusan siswa berduyun-duyun mengenakan pakaian ihram, menyatukan langkah dalam irama ibadah.
Mereka bukan hendak menuju Tanah Suci, tapi mengikuti Pelatihan Manasik Haji ke-XVI yang diselenggarakan oleh Madrasah Aliyah Unggulan Darul Ulum Jombang (MAU DU Jombang).
Pembukaan simulasi pelaksanaan ibadah haji yang diselenggarakan oleh MA Unggulan Darul Ulum Jombang, Rabu (28/5/2025). (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Kegiatan tahunan ini tak sekadar simulasi ibadah, namun menjadi bagian dari kurikulum yang mengintegrasikan fiqih, karakter, dan spiritualitas.
Bertempat di halaman Asrama Al-Furqon, pelatihan diikuti lebih dari 1.100 peserta mulai dari siswa MAU DU Jombang, delegasi MTsN 2 Jombang, dewan guru, hingga perwakilan dari berbagai unit pendidikan di bawah naungan pondok.
“Ini bukan hanya ajang praktik. Kami ingin anak-anak memahami esensi ibadah haji, tidak hanya dari buku, tetapi dengan hati,” ujar H. Abdul Basith, guru fiqih sekaligus salah satu pembimbing kegiatan.
Dari Embarkasi Hidayatul Quran Menuju Arafah Darul Ulum Jombang
Simulasi dilakukan layaknya ibadah haji sesungguhnya. Siswa diberangkatkan dari berbagai "embarkasi", dimulai dari yang terjauh asrama Hidayatul Quran hingga ke titik pusat pelaksanaan.
Di sepanjang jalan, lafaz talbiyah mengalun merdu dari mulut para peserta. Jalanan pondok yang biasanya ramai dengan aktivitas harian, pagi itu berubah menjadi "miniatur Makkah".
Di halaman utama, berbagai rukun haji dilatihkan: dari ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melontar jumrah, thawaf, sa’i, hingga tahalul. Panas matahari tidak mengurangi kekhusyukan peserta yang serius mengikuti setiap tahapannya.
Pelatihan kali ini terasa semakin istimewa dengan kehadiran para tokoh penting. Hadir langsung memantau kegiatan, Kepala Seksi Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang, H. Ilham Rohim yang juga bertindak sebagai Amirul Haj.
“Saya bangga. Di sinilah praktik pendidikan keagamaan yang sesungguhnya. Mereka belajar tidak hanya dari teori, tapi dari pengalaman rohani yang akan membekas seumur hidup,” tutur H. Ilham Rohim penuh haru.
Khutbah Arafah disampaikan oleh KH. M. Hamid Bishri, anggota Majelis Pimpinan Ponpes Darul Ulum bidang kepondokan. Kemudian Amirul Haj dipimpin oleh H. Ilham Rohim. Sementara itu doa ditutup oleh Moh. Iqbal Hasyim.
Pendidikan Menyatu antara Ibadah dan Prestasi
MA Unggulan Darul Ulum Jombang memang bukan madrasah biasa. Dengan kurikulum integratif yang menggabungkan sistem nasional dan kepesantrenan, madrasah ini terus mengukir prestasi di berbagai bidang.
“Pelatihan manasik hanyalah salah satu bentuk pendidikan karakter kami. Di sini ada tahfidz, kajian kitab kuning, riset agama-sains, dan program pengabdian masyarakat langsung. Kami ingin melahirkan santri intelektual yang juga peka sosial,” terang Khoiruddinul Qoyum Kepala Madrasah MAU Darul Ulum Jombang.
Tahun ini saja, lebih dari 100 siswa MAUDU telah diterima di perguruan tinggi negeri melalui berbagai jalur prestasi. Banyak pula yang lolos ke luar negeri, termasuk Mesir, Yordania, dan Maroko.
“Insyaallah, anak-anak kami akan menjadi duta Islam yang membawa damai dan ilmu, baik di dalam maupun luar negeri,” ungkap kepala madrasah dengan mata berbinar.
Arafah yang Tak Jauh dari Rumah
Bagi para peserta, pelatihan ini bukan sekadar tugas madrasah, tapi pengalaman batin. Banyak dari mereka yang menyimpan harapan suatu hari akan benar-benar menjejakkan kaki di Tanah Suci.
Hari itu, di halaman pesantren yang penuh semangat dan haru, Arafah terasa begitu dekat. Mekkah mungkin jauh, tapi semangat untuk menuju-Nya sudah mulai tumbuh dari Rejoso, dari hati para santri. (*)