TRIBUN-MEDAN.com, LIMAPULUH - Menggulung celana, bertelanjang kaki, ratusan siswa-siswi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Talawi, Batubara berbondong-bondong masuk ke dalam kelas.
Bukan tanpa sebab, Sekolah yang terletak di Desa Indra Yaman, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara itu terendam banjir sampai selutut orang dewasa.
Kendati begitu, tampak semangat dan motivasi para siswa untuk tetap menimba ilmu dengan hadir di dalam kelas sembari mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh para guru.
Bukan sehari atau dua hari, hal ini sudah berlangsung lama sampai dianggap sebagai tamu bulanan bagi para siswa, sehingga banjir sudah menjadi seperti sahabat yang akrab.
Banjir rob yang berasal dari pasang laut ini terjadi setiap bulan dan berlangsung selama empat hari berturut-turut.
Air sedalam 50 cm tak hanya menggenangi halaman sekolah, namun ruang kelas turut menjadi sasaran.
Memaksa para siswa harus belajar dengan telanjang kaki.
Tak hanya berdampak kepada siswa, peralatan sekolah turut rusak akibat lapuk termakan pasang surut air laut.
Seorang guru, Tohir mengaku, hal ini harus menjadi sorotan bagi Pemerintah terkait.
"Karena dampak yang kami rasakan itu sangat serius, kelas terhenti dikarenakan banjir ini yang harusnya waktu digunakan untuk belajar, jadi kami gunakan untuk gotong royong membersihkan kelas," kata Tohir, Rabu (28/5/2025).
Banjir rob ini terjadi diduga akibat pesisir pantai yang mulai terkikis oleh ombak sehingga air naik ke daratan dan berdampak kepada Pendidikan.
"Terlebih lagi, lokasi disekitar sekolah kita ini tidak ada tanggul, sehingga banjir ini terjadi. Sampai volume banjir cukup tinggi selutut orang dewasa yang memenuhi halaman sekolah," katanya.
Sementara Seorang Siswa Firdaus mengaku, merasa terganggu dengan banjir yang terjadi.
Sebab, proses belajar yang harusnya bisa dilakukan, kini menjadi terhenti dan berkurang.
"Kami merasa terganggu dengan banjir ini. Kami yang tadinya belajar jadi tidak belajar. Jam belajar kami berkurang karena harus membersihkan sisa-sisa banjir," kata Firdaus.
Ia meminta kepada Pemerintah agar ada solusi untuk menangani banjir yang selama ini dirasakan oleh para siswa.
Terlebih kepada Pemerintah, Ia berharap sekolahnya dapat beroperasi normal seperti sekolah pada umumnya.
(CR2/Tribun-Medan.com)