TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa jenis jamu dipercaya bagus untuk menjaga kesehatan termasuk meningkatkan sistem imun tubuh.
Namun, ada beberapa kelompok orang sebaiknya menghindari konsumsi jamu atau berhati-hati saat mengonsumsinya seperti disampaikan Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania, MSi.
"Kalau untuk orang-orang tertentu, apa kira-kira boleh atau tidak minum jamu tersebut, Itu memang tergantung dengan penyakitnya," ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Selasa (28/5/2025).
Misalnya, pada orang dengan masalah kencing manis atau diabetes. Umumnya boleh mengkonsumsi jamu. Asal dengan syarat tidak ditambahkan gula.
"Mau jamu apa aja boleh. Tapi jangan yang ada gulanya," imbuh dr Inggrid.
Kemudian, orang dengan penyakit ginjal kronik, jika masih ringan, maka ia boleh mengkonsumsi jamu yang sifatnya memperbaiki ginjal. Atau, jamu-jamu yang sifatnya melancarkan buang air kecil sehingga membantu fungsi ginjal.
"Misalnya kalau ada batu ginjal juga yang bisa membantu meluruhkan batu ginjal Itu boleh. Tapi selain itu harus hati-hati sekali. Tetap berkonsultasi dengan dokter yang merawatnya," paparnya.
Sedangkan pada orang dengan penyakit kanker, sebetulnya boleh mengonsumsi minum jamu. "Karena minum jamu dapat memperbaiki kualitas hidup orang dengan kanker," lanjut dr Inggrid.
Jadi, lanjutnya siapa pun boleh mengonsumsi jamu, asal memperhatikan takaran dan bahan-bahan dari jamu itu sendiri.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah jamu terbuat dari bahan-bahan yang segar.
Kedua, sepanjang disiapkan dengan benar, maka tidak ada masalah bagi siapa pun yang ingin mengonsumsi jamu.
Ketiga, jangan coba-coba atau sembarangan mengolah jamu jika tidak memiliki pengetahuan yang spesifik.
Saat membuat jamu, dianjurkan menggunakan resep yang sudah disusun oleh orang yang memiliki keilmuan di bidang itu.
Bisa juga mengikuti arahan dari lembaga atau institusi yang punya kapabilitas. Karena selain resep, jamu yang baik juga memperhitungkan takaran yang tepat.
"Seperti halnya kita, membuat jus. Misalnya pengen bikin jus jeruk. Kan boleh dari 1 sampai 5 jeruk, itu sebetulnya aman itu.
Asal kita nggak bikin dari 50 buah jeruk. Bikin, langsung minum. Itu nggak mungkin, karena kalau nggak, pasti kita sakit perut," paparnya.
Begitu juga saat membuat ramuan jamu berbahan kunyit. Kunyit merupakan bahan baku jamu yang pasti aman.
"Misalnya kita mau konsumsi kunyit 10 sampai 100 gram, itu masih aman. Tapi umumnya kalau udah lebih dari 100 gram kita olah menjadi 1 gelas, kita nggak akan sanggup meminumnya. Dari segi rasa juga kita nggak sanggup," kata dr Inggrid.
Di sisi lain, jika konsumsi kunyit yang berlebihan dipaksakan, akan memberikan efek diare. Seperti sakit perut, mual hingga muntah.
Untuk lebih jelasnya, masyarakatbisa mengikuti arahan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu Ceklik. Ceklik adalah singkatan dari Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa.
Laporan Reporter: Aisyah Nursyamsi