Rayakan Hari Lansia, PERMAMPU Dorong Perwujudan Pemenuhan Hak-hak Perempuan Lansia
Truly Okto Hasudungan Purba May 31, 2025 02:30 AM

TRIBUN-MEDN.com, MEDAN - Sekretariat Konsorsium PERMAMPU bersama delapan LSM perempuan anggota menggelar perayaan Hari Lansia Nasional ke-25 pada Rabu (28/5/2025). Kegiatan ini untuk menyambut Hari Lansia tanggal  29 Mei 2025. Delapan LSM perempuan anggota tersebut adalah: Flower Aceh (Aceh), PESADA (Sumatera Utara), PPSW Riau (Riau), LP2M (Sumatera Barat), APM (Jambi), Cahaya Perempuan (Bengkulu), WCC Palembang (Sumatera Selatan), dan Perkumpulan DAMAR (Lampung). 

Kegiatan ini berlangsung secara hybrid melalui Zoom (hybrid) dan tatap muka di Four Points Hotel, Medan yang mengangkat topik: Isu HKSR Perempuan Menjelang dan di Usia Lansia, khususnya Perimenopause dan Masa Menopause”. 

Perayaan ini melibatkan sebanyak 207 peserta dengan rincian 28 lansia (usia di atas 60 tahun), 173 anggota CU atau perempuan dewasa usia 20 hingga 60 tahun,  dan 6 perempuan muda di bawah usia 20 tahun  yang tersebar di 23 titik zoom di delapan provinsi di pulau Sumatera.

Kegiatan ini menghadirkan dr. Dina Aprillia Ariestine, M.Ked(PD), Sp.PD-KGer yang merupakan konsultan geriatri dan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis lansia, sebagai narasumber utama. Diskusi kritis ini bertujuan memperkuat komitmen lintas generasi dalam mewujudkan pemenuhan hak-hak perempuan lansia, khususnya dalam aspek kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) yang selama ini kerap terabaikan. 

Asisten Koordinator PERMAMPU, Ana Yunita P dalam keterangan persnya yang diterima Tribun Medan, Jumat (30/5) mengatakan, perayaan Hari Lansia merupakan momen penting dalam memperkuat gerakan perempuan akar rumput secara intergenerasional dalam mewujudkan pemenuhan hak-hak perempuan lansia yang sering terpinggirkan. 

Dr. Dina dalam pemaparannya menjelaskan bahwa perimenopause merupakan masa transisi menuju menopause yang bisa berlangsung antara dua hingga delapan tahun. Menopause sendiri ditandai dengan berhentinya menstruasi secara permanen selama 12 bulan. Umumnya, perempuan memasuki masa perimenopause di akhir usia 40-an atau awal 50-an.

“Gejala perimenopause dan menopause pada umumnya mengakibatkan menurunnya kadar estrogen, perubahan mood, depresi, kecemasan, dan hot flush yaitu rasa panas mendadak di wajah dan leher yang disertai keringat berlebih serta menurunnya hasrat seksual,” kata dr Dina. 

“Menopause juga berdampak pada kesehatan fisik, seperti penurunan kepadatan tulang (osteoporosis), peningkatan risiko obesitas akibat kurangnya aktivitas fisik, hingga gangguan sistem pencernaan seperti sulit menahan buang air besar, wasir, dan meningkatnya rasa lapar. Gejala tersebut dapat menurunkan kualitas hidup perempuan lansia jika tidak didampingi secara tepat,” katanya. 

Pada sesi tanya jawab, peserta menyampaikan berbagai pertanyaan dan kegelisahan, khususnya terkait stres selama fase perimenopause. Dr Dina menekankan pentingnya dukungan keluarga sebagai sistem pendukung utama, baik melalui komunikasi yang terbuka dengan pasangan dan anak-anak, maupun dengan menjaga pola makan sehat serta tetap beraktivitas dan bersosialisasi. 

Terkait risiko demensia pada lansia, katanya, kondisi tersebut dapat mengganggu aktivitas harian dan menurunkan kemandirian, sehingga penting untuk mewaspadai dan mendeteksi secara dini. Juga dijelaskan bahwa para dokter yang 

Diskusi pendalaman  dipandu Koordinator PERMAMPU, Dina Lumbantobing ini dilakukan untuk menggali perasaan, kekhawatiran, dan harapan dari para peserta khususnya lansia dan pra-lansia. Para peserta mengungkapkan rasa senang dan lega setelah mendapatkan informasi yang komprehensif. Sedangkan para pra-lansia merasa lebih siap dan optimis menghadapi fase menopause dan menjadi lansia yang sehat dan bahagia.

Namun, mereka juga menyampaikan kekhawatiran umum seperti takut menjadi beban bagi keluarga, kondisi fisik yang makin terbatas, perasaan tidak dihargai, hingga kekhawatiran tidak mampu memenuhi kebutuhan seksual pasangan. 

“Mereka berharap pemerintah memperluas akses layanan posyandu lansia dan mengembangkan sarana kesehatan berbasis komunitas yang ramah lansia. Para peserta juga menyampaikan harapan agar Konsorsium PERMAMPU dapat menyediakan forum atau ruang ekspresi yang aktif dan menyenangkan bagi para lansia seperti senam dan jalan-jalan, termasuk fasilitas pemeriksaan kesehatan secara berkala, rekreasi dan dilibatkan dalam kegiatan,” kata Dina. 

ZOOM - Konsorsium PERMAMPU merayakan Hari Lansia secara hybrid melalui Zoom (hybrid) yang mengangkat topik: Isu HKSR Perempuan Menjelang dan di Usia Lansia, khususnya Perimenopause dan Masa Menopause”.
ZOOM - Konsorsium PERMAMPU merayakan Hari Lansia secara hybrid melalui Zoom (hybrid) yang mengangkat topik: Isu HKSR Perempuan Menjelang dan di Usia Lansia, khususnya Perimenopause dan Masa Menopause”. (TRIBUN MEDAN/DOK PERMAMPU)

Di akhir kegiatan, Dina menyampaikan bahwa diskusi ini diharapkan dapat menjadi  langkah ke depan bagi personel lembaga dan dampingan Konsorsium PERMAMPU dalam memperkuat komitmen bersama secara intergenerasional untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak perempuan lansia, khususnya dalam aspek kesehatan seksual dan reproduksi. 

Dina juga menyampaikan bahwa Data Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2022 menunjukkan angka harapan hidup laki-laki yaitu 69,93 tahun dan pada perempuan yaitu 73,83 tahun (Statistik, 2022). Sementara sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa meski perempuan cenderung hidup lebih lama dibandingkan laki-laki, namun ironisnya, mereka lebih banyak yang mengalami penderitaan sepanjang hidupnya.

“Penderitaan ini tidak hanya berasal dari faktor biologis antara lain soal penyakit maupun menopause, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi sosial yang menempatkan perempuan dalam posisi yang lebih banyak menanggung beban daripada laki-laki. Termasuk hidup untuk melayani suami, sebagaimana kekhawatiran utama para perempuan peserta perayaan, yang khawatir dengan masalah melayani suami di saat perimenopause sampai ke post menopause,” ujarnya. 

Perayaan ditutup dengan komitmen PERMAMPU untuk menggunakan isu-isu yang didiskusikan sebagai topik diskusi kritis dalam pertemuan kelompok-kelompok Credit Union (CU) maupun di lingkungan wilayah dampingan PERMAMPU. 

Secara khusus juga memastikan seluruh lansia dampingan mempunyai kartu BPJS ataupun KIS, memeriksakan kesehatan secara teratur di Posyandu, memastikan untuk melakukan mengakses pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh  secara gratis saat ulang tahun. 

“Selain itu memastikian memperoleh seluruh manfaat berupa fasilitas bagi warga lansia, khususnya ketersediaan dokter geriatric di seluruh rumah sakit, yaitu dokter spesialis yang menangani berbagai keluhan kesehatan yang dialami lansia,” pungkasnya. (*/top/tribun-medan.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.