Tapi ada juga yang memilih di rumah saja alih-alih menghabiskan waktu di luar. Rebahan dan scrolling media sosial seperti menjadi aktivitas yang akan banyak dilakukan selama libur long weekend ini.
Namun tetap batasi diri saat scroll media sosial biar otak nggak busuk karena brain rot. Tentu saja, brain rot menggambarkan kemunduran mental yang disebabkan oleh menghabiskan waktu yang berlebihan untuk mengonsumsi konten berkualitas rendah.
"Itulah yang terjadi ketika Anda mengonsumsi terlalu banyak konten daring berkualitas rendah, yang bagaikan makanan sampah bagi otak," kata Dr Andreana Benitez, seorang profesor madya di departemen neurologi di Medical University of South Carolina di Charleston dikutip dari laman Heart, Kamis (29/5/2025).
Dr Benitez menambahkan para peneliti belum memiliki cukup data untuk memahami sepenuhnya konsep kebusukan otak dan apa yang mungkin ditimbulkannya. Namun, ada data CDC yang menunjukkan bahwa 1 dari 4 remaja yang sering menggulir layar atau scrolling media sosial melaporkan merasa cemas atau tertekan.
Beberapa penelitian menunjukkan masalah dengan penggunaan daring yang berlebihan mungkin dimulai sejak usia muda. Remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar mungkin lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, gangguan kurang perhatian/hiperaktivitas dan gangguan pembangkangan oposisional, dan gejala fisik terkait seperti nyeri, pusing atau mual, menurut analisis data tahun 2024 dari studi Adolescent Brain Cognitive Development, studi perkembangan otak anak jangka panjang terbesar di AS.
Penelitian lain berpotensi menghubungkan kerusakan otak dengan desensitisasi emosional, kelebihan kognitif, harga diri yang negatif dan gangguan keterampilan fungsi eksekutif, termasuk memori, perencanaan dan pengambilan keputusan.