Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) studi penyakit dalam di RS Kandou Manado di bawah naungan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dibuka kembali, Rabu (28/5/2025).
Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan dr. Azhar Jaya mengatakan, pembukaan program ini didasari oleh upaya memperbaiki sistem pendidikan kedokteran tanpa perundungan atau bullying.
''Kasus-kasus seperti almarhum dr. Risma dan lainnya adalah pengingat harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem.
"Profesi kedokteran menuntut dedikasi tinggi, namun juga harus dilindungi dari tekanan yang tidak sehat,” tegas dr. Azhar.
Ia menjelaskan, RS Kandou dan FK Unsrat telah mengimplementasikan 35 langkah perbaikan sistem residensi.
Di antaranya, pengaturan jam kerja yang wajar untuk menjaga kesehatan fisik dan mental residen, pemanfaatan CCTV untuk memastikan pengawasan yang transparan, penggunaan logbook sebagai alat evaluasi yang adil dan objektif, serta perjanjian kerja yang melindungi hak-hak residen sebagai peserta didik.
“kami coba hilangkan adanya like and dislike. Harus profesional. Selama ini, banyak yang tergantung pada senior. Ini yang coba diubah,” tambah dr. Azhar.
Ia mengatakan, ada pengawasan secara berlapis, melibatkan Dekan FK Unsrat, Direktur RS Kandou, dan Kemenkes melalui mekanisme pelaporan khusus.
Bila ditemukan pelanggaran, akan dilakukan investigasi hingga audit ulang.
“Bukan berarti menjamin tidak ada bullying. Jika laporan bullying masih tinggi, kami dari pusat akan melakukan audit lagi,” jelas dr. Azhar.
Dengan dibukanya kembali program PPDS ini, para residen yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan tempat pendidikan kini dapat melanjutkan kembali pendidikannya.
Pembukaan ini juga turut dihadiri perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek).