TRIBUNNEWS.COM - Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, menyayangkan sikap suporter Persikas yang membentangkan spanduk saat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menghadiri acara bertajuk 'Ngajang Ka Warga' pada Rabu (28/5/2025) kemarin.
Buntut aksi suporter Persikas itu, Dedi diketahui marah.
"Saya sangat menyayangkan sekali aksi para oknum suporter Persikas yang berulah di acara Gubernur Jabar," ucap Reynaldy, Kamis (29/5/2025), dikutip dari Tribun Jabar.
Di sisi lain, Reynaldy turut menjelaskan terkait status kepemilikan dari klub Persikas.
Dia mengatakan keputusan dijualnya Persikas masih belum final. Reynaldy juga mengaku telah berupaya agar klub tidak dijual.
"Saya sudah dengar akan isu tersebut, namun sebelum isu tersebut atau Persikas benar-benar dijual, segala upaya, saya selalu Bupati Subang, sudah berusaha untuk menyelamatkan Persikas," jelasnya.
Reynaldy menuturkan dirinya juga telah mencarikan sponsor bagi Persikas, tetapi memang belum ada pihak yang berminat.
"Saya sangat sayang terhadap Persikas, segala upaya sudah saya lakukan untuk mencari sponsor termasuk kepada para relasi saya. Namun sejauh ini belum ada yang minat untuk menjadi sponsor guna mengarungi Liga 2 musim 2025-2026," ujarnya.
Dia juga menjelaskan, status Persikab adalah milik swasta dan bukan Pemkab Subang.
Sehingga, segala bentuk pembiayaan operasional klub tidak bisa dianggarkan lewat APBD.
Padahal, salah satu janji kampanye Reynaldy adalah membangun stadion bagi Persikas serta sarana penunjang lainnya.
"Persikas itu statusnya perusahaan bukan milik Pemkab Subang lagi, jadi tak bisa Pemkab Subang membiayai Persikas menggunakan APBD," ucapnya.
Alhasil, Reynaldy berharap agar manajemen Persikas bisa menyelamatkan tim kebanggaan masyarakat Kabupaten Subang tersebut.
"Semoga saya Persikas masih tetap ada di Subang dan ada solusi dari manajemen untuk mempertahankan Persikas di Liga 2 tetap bermarkas di Subang," tukasnya.
Sebagai informasi, momen Dedi mengamuk terhadap suporter Persikas terjadi ketika dirinya hadir dalam acara bertajuk 'Ngajag ka Warga' yang digelar di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, pada Rabu malam.
Bahkan, momen tersebut viral di media sosial dan memunculkan berbagai reaksi dari netizen.
Kemarahan Dedi berawal ketika sekelompok suporter Persikas Subang membentangkan spanduk dan meneriakkan yel-yel di tengah acara yang tengah berlangsung.
Lalu, di saat yang bersama, Dedi tengah berdialog dengan seorang ibu dan anaknya yang mengalami kesulitan ekonomi.
Dedi pun langsung marah dan ngamuk karena ulah dari suporter Persikas tersebut.
"Hei berhenti kamu. Duduk! Ini bukan forum Persikas, ini forum saya. Siapa kamu? Turunkan spanduknya, turunkan!" kata Dedi dalam video tersebut.
Dedi semakin marah ketika suporter Persikas justru bersikeras untuk tetap membentangkan spanduk bertuliskan 'Selamatkan Persikas' tersebut.
Dia lantas menuding suporter Persikas tidak memiliki empati di tengah forum yang sedang dihadirinya.
"Ini bukan forum Persikas, ini forum saya dengan rakyat, minggir kamu. Punya otak kamu, ngaku anak muda, ngaku berpendidikan, engggak punya otak, ini penderitaan rakyat bukan urusan Persikas," ujar Dedi.
Dedi mengungkapkan forum yang dihadirinya itu untuk mendengarkan keluhan masyarakat dan bukan untuk menyuarakan dukungan terhadap klub sepak bola.
Lantas, dia menganggap masalah yang dihadapi Persikas saat ini bukan urusannya.
"Urusan Persikas bukan di sini, di lapangan, dan bukan urusan saya," katanya.
Merasa tidak diterima, Dedi lantas meminta pihak keamanan untuk mencari suporter Persikas yang dianggapnya tidak sopan tersebut.
Bahkan, dia sampai mengancam akan menelusuri tempat para suporter Persikas bersekolah.
"Kamu punya otak, ini ada orang menderita kamu teriak Persikas, siapa kamu maju sini! Cari siapa orangnya? Dengan saya di sini."
"Saya tidak terima! Anak muda tidak punya otak kamu. Kalau kamu anak sekolah saya cari kamu sekolah di mana, kalau kamu mahasiswa saya cari kamu kuliah di mana!" ujar Dedi dengan nada meninggi.
Selanjutnya, Dedi menegaskan saat ini ingin berfokus untuk melayani masyarakat Jabar dan tidak akan mengurusi masalah internal Persikas.
Dia juga mengatakan masyarakat Subang tidak butuh keberadaan dari Persikas.
Sehingga, jika Persikas dibeli oleh pihak lain, maka tidak membuat masyarakatnya kesusahan.
"Kamu Persikas pindah ke manapun tidak akan mempengaruhi orang untuk bisa makan. Orang Subang bukan butuh Persikas hari ini, orang Subang butuh jalan yang baik, butuh sekolah yang baik."
"Itu urusan kamu hobi dan kesenangan, tapi tidak boleh mengabaikan apa yang menjadi kepentingan dasar warga Subang," tegasnya kepada suporter Persikas.
Buntut peristiwa ini, ada 21 suporter Persikas yang ditahan di Mapolsek Ciasem hingga Kamis (29/5/2025) sore.
"Hingga menjelang sore ini, sebanyak 21 suporter Persikas yang semalam beraksi di acara Gubernur masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Ciasem," ungkap Kapolsek Ciasem, AKP Endang Kurnia.
Endang juga menyebut pihaknya turut menyita spanduk bertuliskan 'Selamatkan Persikas' yang dibentangkan suporter Persikas di hadapan Dedi Mulyadi.
(Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jabar/Ahya Nurdin)