TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW), meminta Presiden Prabowo Subianto untuk tidak tergesa-gesa menyampaikan rencana membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Ia menegaskan bahwa perjuangan untuk kemerdekaan penuh Palestina harus tetap menjadi prioritas utama Indonesia.
"Terkait pernyataan untuk normalisasi dan buka hubungan diplomatik itu, jangan disampaikan buru-buru sampai betul-betul terealisasinya syarat utama yakni Palestina merdeka secara berdaulat penuh," kata HNW kepada wartawan, Kamis (29/5/2025).
HNW menyebut pernyataan Prabowo tentang pengakuan terhadap Israel apabila Palestina merdeka sebagai bentuk dukungan terhadap solusi dua negara atau "two-state solution".
Namun, ia mengingatkan bahwa solusi ini sudah lama ditolak oleh Israel, meskipun didorong oleh negara-negara Arab sejak 2002.
HNW mengingatkan, sejarah menunjukkan Israel sering kali menolak kesepakatan internasional, termasuk resolusi PBB dan keputusan Mahkamah Internasional. Ia menyoroti bagaimana Israel memperluas pendudukan di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, serta merencanakan perubahan status Masjid Al Aqsa.
"Publik tentu tidak ingin Presiden Prabowo jadi korban Israel," ujarnya. HNW menyatakan kekhawatirannya bahwa pengakuan terhadap Israel bisa berujung pada pengkhianatan oleh pihak Israel, seperti yang terjadi dalam kesepakatan gencatan senjata sebelumnya dengan HAMAS.
Ia menambahkan, pengalaman negara-negara Arab yang lebih dulu menormalisasi hubungan dengan Israel belum menunjukkan hasil signifikan bagi kemerdekaan Palestina. Justru sebaliknya, legitimasi terhadap Israel semakin menguat tanpa kemajuan nyata bagi Palestina.
HNW menekankan, pengakuan terhadap Israel hanya masuk akal jika Palestina sudah merdeka sepenuhnya, diakui sebagai anggota penuh PBB, dan memiliki kedaulatan penuh sebagaimana negara merdeka lainnya.
"Hutang Indonesia berupa kemerdekaan Palestina benar-benar akan terbayar hanya jika kita konsisten mendukung Palestina secara utuh dan berdaulat," tegasnya.
Presiden Prabowo sebelumnya menyatakan kesiapan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel, asalkan Israel terlebih dahulu mengakui kemerdekaan Palestina. Hal itu disampaikannya saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5/2025).
"Indonesia siap menyumbang pasukan perdamaian di kawasan tersebut," kata Prabowo.
Ia juga menyatakan dukungan terhadap rencana KTT yang diinisiasi Prancis dan Arab Saudi untuk mendorong implementasi solusi dua negara.
Menurut Prabowo, penyelesaian damai melalui solusi dua negara merupakan pendekatan yang terus diperjuangkan Indonesia.
Ia menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina dan keamanan Israel harus menjadi bagian dari upaya perdamaian yang adil di Timur Tengah.
"Kita juga harus mengakui dan menjamin hak Israel untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat dan dijamin keamanannya," pungkasnya.