TIMESINDONESIA, MATARAM – Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PB NWDI) menggelar acara Silaturahim Majelis Dakwah pada Sabtu (31/5/2025) di Kantor PB NWDI, Jalan Langko No. 59, Kota Mataram. Kegiatan ini menjadi momen istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun ke-53 Ketua Umum PB NWDI, Dr. TGB. H. Muhammad Zainul Majdi, MA.
Acara yang dimulai pukul 10.30 WITA ini dihadiri oleh jajaran Pengurus Harian PB NWDI, Ketua dan Wakil Ketua Majelis, perwakilan Lajnah dan Badan PB NWDI, para Dewan Masayeikh MDQH NWDI Pancor, para tuan guru NWDI se-Pulau Lombok, peserta kaderisasi Majelis Dakwah, serta anggota Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Wilayah NTB.
TGB Serukan Lima Prinsip Dakwah NWDI
Dalam sambutannya, TGB menekankan pentingnya menyatukan visi dakwah yang adaptif terhadap zaman, namun tetap berakar pada nilai-nilai Islam. Ia menegaskan bahwa dakwah NWDI harus bertumpu pada lima prinsip utama:
"Ilmu yang mendalam, akhlak yang mulia, pendekatan kontekstual, penggunaan media yang bijak, serta keteguhan niat dan kesabaran adalah pondasi dakwah kita," tegas TGB.
Soroti Isu Kekerasan Seksual dan Pernikahan Dini
TGB secara khusus memberikan perhatian serius terhadap maraknya kekerasan seksual di lingkungan pesantren dan praktik pernikahan dini. Ia menyebut kejahatan seksual di lembaga pendidikan sebagai bentuk pengkhianatan terhadap amanah umat.
"Itu bukan hanya pelanggaran hukum dan agama, tapi juga pengkhianatan terhadap Allah dan amanah umat. Kita butuh tajdidun niyyah dan ishlahun nafs di kalangan pendidik," ungkap TGB.
TGB juga menyatakan penolakan tegas terhadap pernikahan dini, mengacu pada fatwa ulama internasional serta ketentuan usia legal 19 tahun.
"Pernikahan dini hanya akan memperbesar risiko, terutama bagi anak-anak perempuan yang belum matang secara fisik dan psikologis," katanya.
Bentuk Lajnah al-Hisbah untuk Pengawasan Internal
Dalam acara tersebut, TGB juga secara resmi mengumumkan pembentukan Lajnah al-Hisbah, sebuah lembaga internal PB NWDI yang bertugas menjaga nilai-nilai Islam dalam pendidikan dan melindungi kehormatan santri.
"Lajnah al-Hisbah akan menjadi sistem proteksi dini. Pesantren harus tetap menjadi tempat yang aman dan bersih secara ruhani dan akhlak," jelasnya.
Kritik terhadap Praktik Merariq
TGB turut mengkritisi praktik merariq yang menurutnya telah menyimpang dari nilai asli keberanian dan tanggung jawab dalam budaya Sasak.
"Sekarang, merariq sering disalahgunakan. Anak-anak kehilangan masa depan dan hak pendidikan. Kita harus jaga adat, tapi bentuknya harus diperbarui agar sejalan dengan nilai agama dan perlindungan anak," ujarnya.
Penguatan Dakwah dan Kaderisasi
Ketua Majelis Dakwah PB NWDI, Dr. TGH. Abdul Aziz Husnuddu’at, Lc., M.A., menyampaikan bahwa silaturahim ini bertujuan memperkuat komunikasi dan konsolidasi antarstruktur dakwah NWDI.
"Majelis Dakwah adalah garda terdepan penyampai Islam rahmatan lil ‘alamin. Ini bukan hanya silaturahim, tapi bagian dari strategi besar kaderisasi da’i NWDI," katanya.
Proses kaderisasi yang berlangsung dalam kegiatan ini difokuskan pada penguatan fikih kontemporer, tauhid, tasawuf, serta metode dakwah yang membangun spiritualitas dan nalar kritis. (*)