GridHEALTH.id - Saat pandemi Covid-19 lalu, semua orang menyurakan 3m hingga 3T.
Padahal yang paling utama dalam situasi pandemi Covid-19 adalah imunitas kuat, tidak mengabaikan 3M.
Untuk imunitas kuat, caranya bukan dengan minum pil ini dan tablet itu.
Tapi kita harus makan bergizi seimbang, olahraga teratur, aktivitas fisik ditingkatkan dari pada pasif, dan istirahat cukup, minum sesuai kebutuhan.
Kenapa makan bergizi seimbang? Karena di situ kita akan mendapatkan anake zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tanpa kecuali, termasuk untuk imunitas alias kekebalan tubuh.
Bukti eksperimental dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan, zat besi adalah elemen fundamental untuk perkembangan normal sistem kekebalan tubuh.
Kekurangan zat besi, melansir National Library of Medicine - PubMed.gov dalam judul publikasi ilmiah 'Role of iron in immunity and its relation with infections', memengaruhi kapasitas untuk memiliki respons imun yang memadai.
Peran zat besi dalam kekebalan tubuh, diperlukan untuk proliferasi dan pematangan sel kekebalan, terutama limfosit, yang terkait dengan pembentukan respons spesifik terhadap infeksi.
Tubuh memiliki kapasitas untuk mengurangi ketersediaan zat besi untuk dikonsumsi oleh unsur-unsur infeksi oleh protein seperti transferin dan laktoferin.
Selain itu, zat besi penting untuk perkembangbiakan bakteri, parasit, dan sel neoplastik.
Jadi kelebihan zat besi berpotensi memfasilitasi perkembangan infeksi dan invasi sel tumor.
Sistem kekebalan memiliki mekanisme bakteriostatik yang mengurangi ketersediaan logam, mengganggu pertumbuhan bakteri.
Selain itu, sistem ini menggunakan zat besi sebagai perantara dalam produksi sel bakteriostatik.
Sedihnya di Indonesia, melansir ejournal2.litbang.kemkes.go.id dalam judul publikasi ilmiah Kontribusi Asupan Zat Besi dan Vitamin C Terhadap Status Anemia Gizi Besi Pada Balita Indonesia, yang disusun oleh Ade Nugraheni Herawati1, Nurheni Sri Palupi, Nuri Andarwulan, dan Efriwati, dari program Studi Ilmu Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor; Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor; Indonesia Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, di dapatkan fakta Prevalensi anemia gizi besi (AGB) pada balita Indonesia masih tinggi.
Kebiasaan makan balita yang kurang beragam menjadi salah satu faktor rendahnya asupan zat gizi, khususnya zat gizi mikro seperti zat besi.
Dalam penelitian ini, melakukan penelitian kepada 185 anak balita dengan kisaran umur 12-59 bulan yang memiliki data asupan makanan (SKMI 2014) dan biokimia darah (Riskesdas 2013).
Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kecukupan asupan zat besi dan vitamin C pada tiap kelompok umur (P> 0,05).
Terdapat korelasi positif antara tingkat kecukupan asupan zat besi pada kategori normal (≥77% AKG) dengan konsentrasi hemoglobin (P< 0,05; r ˂ 0,5).
Terdapat korelasi antara tingkat kecukupan asupan zat besi dan vitamin C pada kategori defisiensi (˂77% AKG) dengan konsentrasi feritin dan transferin (P< 0,05; r ˂ 0,5).
Dapat disimpulkan bahwa umur kelompok muda (12-35 bulan) dengan tingkat kecukupan asupan zat besi ˂77% AKG beresiko mengalami AGB. [Penel Gizi Makan2018, 41(2):65-76]
Lebih lanjut, kekurangan asupan zat besi sering dikaitkan dengan faktor risiko attention-deficit/hyperactivity disorder, restless legs syndromedan pergerakan anggota tubuh yang berlebihan saat tidur.
Nah, supaya tidak mengalami kekurangan zat besi, berikut aneka bahan makanan rekomendasi yang kaya zat besi, seperti dilansir dari nakita.id.
1. Daging merah
100 mg daging merah mengandung 2.7 mg zat besi.
Daging merah juga kaya akan protein, zinc, selenium, dan beberapa vitamin B.
2. Jeroan
Jeroan seperti hati, jantung, dan sebagainya mengandung zat besi yang tinggi.
100 gram hati sapi mengandung 6.5 mg zat besi.
Jeroan juga tinggi akan protein dan kaya akan vitamin B, tembaga, dan selenium.
3. Bayam
Dalam 100 gram bayam mengandung 2.7 mg zat besi dan juga kaya akan vitamin C.
Vitamin C dalam bayam membantu meningkatkan penyerapan zat besi pada tubuh.
Bayam juga kaya akan antioksidan yang disebut karotenoid yang mengurangi risiko kanker, meredakan inflamasi, dan melindungi mata.
4. Brokoli
Dalam 156 gram brokoli yang sudah di masak mengandung 1 mg zat besi dan vitamin C yang membantu menyerapnya ke dalam tubuh.
Selain itu, brokoli tinggi akan folat dan 5 gram serat serta beberapa vitamin K.
5. Tofu
Dalam setengah cangkir tofu atau 126 gram mengandung 3.4 mg zat besi.
Tofu juga sumber tiamin dan beberapa mineral, termasuk kalsium, magnesium, dan selenium