TIMESINDONESIA, JAKARTA – Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali mencatatkan tonggak penting dalam sejarah akademiknya dengan mengukuhkan dua guru besar, Prof. Ifan Iskandar, dan Prof. Liliana Muliastuti, dalam Sidang Terbuka Universitas yang diselenggarakan secara khidmat di Aula Latif Hendraningrat, Kampus A Rawamangun, Selasa (3/6/2025).
Pengukuhan ini menjadi bukti nyata dedikasi UNJ dalam mendorong mutu tridarma perguruan tinggi, khususnya dalam penguatan sumber daya dosen dan kontribusi keilmuan di tingkat nasional maupun global.
Prof. Ifan Iskandar, dan Prof. Liliana Muliastuti merupakan dua guru besar yang berasal dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNJ. Prof. Ifan Iskandar dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Tata Bunyi Bahasa Inggris, dan Prof. Liliana Muliastuti dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pengajaran BIPA/Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.
Pada kesempatan orasi ilmiah pertama disampaikan oleh Prof. Ifan Iskandar. Pada orasi ilmiahnya, Prof. Ifan Iskandar yang juga Wakil Rektor UNJ Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni mengangkat judul “Pemelajaran Swakelola Tata Bunyi Bahasa Inggris, Dinamika Makna, dan Kenisbian Kebenaran Ilmiah”. Menurut Prof. Ifan, Pemelajaran tata bunyi sarat dengan pelbagai tantangan. Pertama, fonem bahasa Inggris sulit diucapkan karena tidak ada dalam tata bunyi bahasa Indonesia. Kedua, tidak ada pola ejaan yang dapat dijadikan acuan pengucapan. Ketiga, dalam pemelajaran pelafalan bahasa Inggris ada pandangan bahwa keterpahaman (intelligibility) lebih utama dibandingkan dengan keakuratan.
Berangkat dari tantangan inilah, Prof. Ifan mengetengahkan pentingnya pemelajaran swakelola tata bunyi bahasa Inggris. Menurutnya, Pemelajaran swakelola (Self-Directed Learning/SDL) adalah proses belajar yang menempatkan peserta didik sebagai pengelola pembelajaran, penginisiasi dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan tujuan pemelajaran, mengidentifikasi sumber belajar, serta pencipta pengalaman belajarnya sendiri. Dari hasil kajiannya sejak 2021 sampai 2023, pemelajaran swakelola tata bunyi bahasa Inggris berbasis proyek dengan menggunakan tugas perancah secara empiris berhasil dalam meningkatkan kemampuan pengucapan bahasa Inggris mahasiswa.
Kemudian orasi ilmiah kedua disampaikan oleh Prof. Liliana Muliastuti. Pada orasi ilmiahnya, Prof. Liliana Muliastuti yang merupakan Dekan FBS Periode tahun 2017-2024 mengangkat judul “Inklusivitas dalam Pengajaran BIPA: Pilar Internasionalisasi Bahasa Indonesia”. Menurut Prof. Liliana, minat belajar bahasa Indonesia semakin meningkat, terutama setelah bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa resmi pada Sidang Umum UNESCO pada 20 November 2023. Merujuk dari https://bipa.kemdikbud.go.id/ sekitar 198 ribu orang asing telah belajar bahasa Indonesia di 57 negara melalui program BIPA.
Prof. Liliana mengatakan bahwa prinsip inklusivitas pembelajaran BIPA menjadi pilar internasionalisasi bahasa Indonesia. Prinsip inklusivitas ini dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila dan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dari hasil suvei yang dilakukannya, menurut Prof. Prof. Liliana pengajaran BIPA telah mencerminkan inklusivitas karena telah menerima pemelajar yang beragam, baik keberagaman sosial budaya maupun disabilitas dalam satu kelas. Selanjutnya, untuk mendukang inklusivitas dalam pengajaran BIPA, Prof. Prof. Liliana menawarkan pentingnya pendekatan difensiasi dan pendekatan pengajaran multikultural berbasis teori Culturally Responsive Teaching (CRT). Berdasarkan pendekatan tersebut, program pengajaran BIPA harus memperhatikan hal berikut: 1). Menghargai keberagaman budaya; 2). Penerimaan terhadap perbedaan; 3). Penggunaan metode pembelajaran yang fleksibel; 4). Saling belajar; serta 5). Membangun kesadaran global dan lokal.
Pada kesempatan ini, Prof. Komarudin selaku Rektor UNJ dalam sambutannya mengatakan bahwa pengukuhan dua guru besar dari FBS UNJ hari ini merupakan rangkaian prosesi pengukuhan yang pertama pada gelaran Pengukuhan Guru Besar di Tahun 2025.
“Dengan dikukuhkannya dua guru besar dari FBS hari ini, semakin menegaskan posisi UNJ dalam menciptakan SDM unggul dan bereputasi, mendorong inovasi yang berdampak, serta visi menuju universitas berkelas dunia," ungkap Prof. Komarudin.
Prof. Komarudin juga menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Prof. Ifan Iskandar dan Prof. Liliana Muliastuti atas sumbangsih keilmuan dan pencapaian jabatan akademik tertinggi dalam dunia pendidikan.
“Semoga capaian Guru Besar yang telah diraih membawa kebaikan dan keberkahan, sumber inspirasi bagi seluruh sivitas akademika, khususnya bagi FBS, serta menghadirkan karya-karya inovatif dan sumbangsih keilmuan yang berdampak bagi masyarakat, bangsa, dan Negara,” ujar Prof. Komarudin.
Sementara itu Prof. Ahman Sya selaku Ketua Senat Akademik UNJ menyampaikan rasa bangga atas pengukuhan ini. Ia menilai peningkatan jumlah guru besar di UNJ merupakan hasil dari semangat para dosen dan kepemimpinan yang visioner.
“Pengukuhan ini bukan hanya bentuk penghargaan, tetapi juga momentum untuk menyebarluaskan gagasan besar para guru besar UNJ. Mereka diharapkan menjadi tokoh yang berdampak, baik secara keilmuan maupun sosial,” tuturnya.
Prof. Ahman juga menekankan pentingnya integritas dan keteladanan dalam diri seorang guru besar, sejalan dengan visi UNJ sebagai perguruan tinggi berperadaban tinggi yang menjunjung nilai intelligentia dan dignitas, serta berdaya saing global. (*)