Antartika dikenal sebagai benua paling dingin dan terpencil di dunia. Namun siapa sangka, salah satu gunung berapinya setiap hari menyemburkan emas ke udara? Fenomena langka ini berasal dari Gunung Erebus, gunung berapi aktif yang secara rutin memuntahkan debu emas ke atmosfer.
Gunung Erebus yang menjulang setinggi 3.794 meter menyemburkan gas dan uap vulkanik yang mengandung kristal emas mikroskopis, berukuran hanya 20 mikrometer. Dalam sehari, jumlahnya mencapai 80 gram debu emas, bernilai sekitar USD 6.000 atau Rp 91 juta!
Yang lebih mengejutkan, partikel emas ini bisa terbang hingga 900 km dari lokasi gunung, terbawa oleh gas panas bersuhu lebih dari 1.000°C, lalu mengkristal saat bertemu udara dingin Antartika.
"Ini fenomena yang sangat langka karena membutuhkan kondisi geologi dan suhu yang sangat spesifik," jelas Conor Bacon, ahli geofisika dari Columbia University.
Berikut sejumlah fakta menarik dari Gunung Erabus
![]() |
Menurut para ilmuwan, Erebus memuntahkan gas vulkanik yang kaya mineral, termasuk logam-logam seperti emas, tembaga, dan seng. Yang membuat Erebus istimewa adalah aktivitasnya yang relatif tenang, tidak meledak-ledak seperti gunung berapi lain.
"Letusan Erebus terjadi perlahan, sehingga partikel emas sempat membentuk kristal sebelum menghilang ke udara," ujar Philip Kyle dari New Mexico Institute of Mining and Technology.
Sayangnya, meskipun bernilai tinggi, debu emas ini tersebar terlalu luas dan halus untuk dikumpulkan secara ekonomis. Selain itu, kondisi ekstrem di Antartika membuat proses ekstraksi hampir mustahil.
Sedikit informasi, Gunung Erebus bukan hanya sumber emas. Ia juga memiliki gua es hangat, menara es raksasa, dan menjadi laboratorium alami untuk mempelajari kehidupan ekstrem di Bumi - bahkan mungkin juga di planet lain.