AHY Soroti Pendapatan Indonesia Masih Jauh dari Negara Maju
kumparanNEWS June 05, 2025 10:41 AM
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyoroti posisi ekonomi Indonesia yang masih tertinggal dari negara-negara maju.
“Indonesia saat ini sebagai negara kategori middle income, karena pendapatan per kapita kita, kalian tahu berapa per hari ini? USD 4.800 sekian, masih kurang sedikit dari USD 5.000,” kata AHY dalam paparannya di hadapan kader Demokrat di Kantor DPP Demokrat, Rabu (4/6).
AHY lalu menjelaskan untuk bisa naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi, Indonesia masih harus mengejar angka minimal USD 14.000 per kapita. Angka ini hampir 3 kali lipat dengan pendapatan Indonesia saat ini.
Perbesar
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan sambutan pembuka di acara Proklamasi Democracy Forum di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (4/5/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Menurut AHY, hal ini bukan sekadar angka statistik, tapi mencerminkan sejauh mana kesejahteraan rakyat telah tercapai secara riil.
“Padahal kalau kita ingin masuk menjadi kategori negara berpendapatan tinggi, berapa minimal? USD 14.000, kurang lebih demikian. Berarti masih perlu kerja keras,” katanya.
Sebagai Menko Infrastruktur, AHY menyatakan pemerintahan Presiden Prabowo berkomitmen mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dengan strategi hilirisasi, diversifikasi pasar, dan pembangunan infrastruktur strategis.
Perbesar
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan sambutan pembuka di acara Proklamasi Democracy Forum di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Rabu (4/5/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Kita produsen nikel nomor satu di dunia, betul? Tapi kalau kita hanya bisa mengekstraksi, ambil dari dalam uang kita kemudian jual, nilainya hanya segitu. Bayangkan kalau kita bisa mengolahnya dan meningkatkan nilai dari komoditas tersebut berkali-kali lipat,” kata AHY.
“Itulah kenapa Bapak Presiden Prabowo Subianto benar-benar serius ingin menyukseskan program hilirisasi, downstreaming. Jadi tidak terima kita kalau hanya diambil kemudian dijual. Yang untung negara-negara yang membeli dengan harga murah, mereka punya teknologinya,” sambung putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Terakhir, AHY mengatakan optimistis Indonesia bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, meski ia mengakui itu bukan pekerjaan mudah.
“Pertumbuhan 8 persen sesuatu yang sangat luar biasa, tapi kita harus bekerja dengan luar biasa juga untuk bisa mencapainya,” tuturnya.