Perang Harga Mobil Listrik di China Bikin Nilai Saham Pabrikan Turun
kumparanOTO June 05, 2025 10:00 PM
Performa penjualan mobil listrik yang tengah berkembang di China ternyata tidak selamanya berarti bagus. BYD salah satu pemain terbesar di sana justru harus mengalami anjloknya nilai saham mereka akibat perang harga.
Dilansir Strait Times, BYD sedang mendulang penjualan tertinggi selama periode 2025 berkat korting harga yang dilancarkan pabrikan. Bulan Mei misalnya, total kendaraan yang berhasil terjual mencapai 382.476 unit, 376.930 unit di antaranya berupa mobil penumpang.
Kendati itu merupakan capaian tertinggi selama tahun ini, namun pertumbuhan dari tahun ke tahun sebesar 15 persen justru yang paling lambat sejak Agustus 2020 lalu. Kecuali selama Februari 2024 karena alasan libur Tahun Baru Imlek.
Kinerja penjualan yang terlihat positif itu nyatanya tak mencerminkan nilai saham yang baik. Di Hong Kong, saham BYD turun hampir 5 persen sejak 2 Juni kemarin, ini lanjutan dari penurunan 15 persen yang sudah terjadi minggu lalu.
Perbesar
BYD saat menggelar konferensi pers di Incheon, Korea Selatan pada Kamis (15/1). Foto: BYD
Setelah serangkaian laporan selama akhir pekan mengindikasikan perang harga yang panjang di industri itu telah menarik perhatian pemerintah. Media corong pemerintah China, People's Daily mengkritik persaingan tidak sehat dan dampak perang harga.
Fenomena ini dinilai akan berdampak serius pada keamanan rantai pasok. Produk dengan harga rendah dan kualitas rendah dianggap akan merusak reputasi internasional terhadap barang buatan China (Made in China).
Selama akhir pekan, asosiasi industri otomotif Tiongkok memperingatkan tentang 'persaingan kejam' yang akan merusak margin keuntungan, merusak kualitas produk, dan menghambat perkembangan industri yang sehat.
Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi setuju dengan sikap itu dan akan meningkatkan langkah-langkah untuk membasmi persaingan yang tidak sehat di sektor otomotif dan melindungi ketertiban pasar dan hak-hak konsumen, mengutip Cailian.
Perbesar
BYD Atto 3 di pameran Japan Mobility Show 2023. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
BYD telah memimpin perang harga yang telah melanda industri otomotif Tiongkok, merugikan keuntungan, dan mengaburkan prospek sektor yang tumbuh cepat yang memimpin seluruh dunia dalam teknologi kendaraan listrik murni (BEV).
Permainan diskon sengit terbaru dilakukan terakhir pada Mei lalu, ketika BYD memangkas harga hingga 34 persen. Manuver ini diikuti oleh pabrikan besar China lainnya seperti Leap Motor dan Geely Automobile Holdings.
Leap Motor menjual 45.067 kendaraan pada bulan Mei, naik 148 persen dari tahun ke tahun, sementara pengiriman Geely Auto meningkat 46 persen menjadi 235.208 unit. Produsen lainnya seperti Xpeng juga mengalami hal serupa dengan tiga kali lipat selama Mei.
Analis di Citigroup memperkirakan bahwa setelah diskon BYD, aktivitas penyaluran unit ke jaringan dilernya mungkin melonjak tajam antara 30-40 persen dari minggu ke minggu. Sejauh ini, BYD telah menjual 1,76 juta unit dari target 5,5 juta unit selama 2025.