TRIBUNNEWS.COM - Perhelatan Indonesia Open 2025 yang saat ini tengah berlangsung menyuguhkan serba-serbi menarik di dalam maupun luar lapangan.
Terbaru, ada seorang netizen berpendapat terkait teriakan "ea ea" yang terdengar dari bangku penonton Istora Senayan.
Netizen tersebut berpendapat jika teriakan "ea ea" merupakan sebuah tindakan yang mengintimidasi lawan.
Contohnya saat pertandingan 16 besar tunggal putra yang mempertemukan Jonatan Christie vs Lee Cheuk Yiu dari Taiwan.
Ketika Jonatan Christie atau yang akrab disapa Jojo melakukan pukulan bola ke arah Lee, suporter dengan lantang meneriakan "ea ea".
Situasi tersebut membuat suasana pertandingan menjadi riuh.
Hal itulah yang membuat seorang netizen dengan akun X @bigbellyb**** geram.
Menurutnya, etika penonton yang ada di Istora sangatlah buruk.
"Etika penonton di istora (emot jempol ke bawah), Anda bebas menyemangati tim favorit Anda, tetapi sengaja membuat suara untuk mengintimidasi/mengganggu lawan adalah hal yang sangat rendah," tulisnya.
Sontak, cuitan tersebut mengundang reaksi dari netizen lainnya, khususnya badminton lovers Tanah Air.
Karena memang, teriakan "ea ea" sangatlah lumrah dan tidak ada maksud untuk mengintimidasi lawan.
Bahkan di gelaran Malaysia Masters 2025 kemaren, penonton yang memadati Axiata Arena juga melakukan hal serupa.
Perdebatan netizen soal teriakan "ea ea" lantas mengundang perhatian pebulu tangkis tunggal putra andalan Denmark, Viktor Axelsen.
Dengan tegas, Axelsen tak setuju dengan pendapat yang menilai teriakan "ea ea" sebagai tindakan intimidasi.
"Selalu seperti ini. Sebagian besar pemain menyukainya. Membawa gairah ke dalam permainan. Kami tidak menginginkan penonton yang tenang," tulis Axelsen melalui akun @ViktorAxelsen.
Gemuruh riuh Istora memang sudah lekat dengan Axelsen.
Axelsen beberapa kali tampil di Istora.
Sayang kali ini ia absen di Indonesia Open 2025 lantaran masih menjalani pemulihan pasca-operasi.
Riuh gemuruh Istora berhasil mengantarkan Axelsen meraih hattrick gelar juara Indonesia Open 2021, 2022, 2023.
(Isnaini)