Mastercard Ungkap Destinasi di Dunia yang Paling Rawan Aksi Penipuan
kumparanTRAVEL June 06, 2025 08:00 PM
Selain pencopetan, penipuan merupakan salah satu hal yang sering dikhawatirkan wisatawan, khususnya saat menjelajahi destinasi wisata baru. Laporan terbaru dari Mastercard Economic Institute mengungkapkan bahwa industri perjalanan merupakan salah satu sektor yang paling rentan terhadap serangan penipuan.
Berdasarkan data transaksi Mastercard yang telah dianonimkan dan dikumpulkan secara agregat, menunjukkan bahwa laporan penipuan meningkat hingga 18 persen di destinasi populer selama musim panas, dan melonjak lebih dari 28 persen di destinasi musim dingin saat puncak musim liburan.
Cancun di Meksiko Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Cancun di Meksiko Foto: Shutter Stock
"Destinasi wisata yang ramai pengunjung menjadi sasaran utama pelaku penipuan, karena tingginya konsentrasi wisatawan dan volume transaksi," demikian isi laporan tersebut, seperti dilansir Travel and Leisure.
Beberapa kota yang tercatat memiliki tingkat penipuan perjalanan tertinggi, antara lain Cancun (Meksiko), Hanoi (Vietnam), Dhaka (Bangladesh), dan Bangkok (Thailand). Sebaliknya, kota-kota seperti San Francisco, Dublin, Seoul, Budapest, dan Edinburgh termasuk yang paling rendah dalam laporan penipuan perjalanan.
Namun, laporan ini menekankan bahwa data tersebut bersifat perbandingan relatif, bukan pemeringkatan mutlak dari yang paling rawan hingga paling aman.

Aksi Penipuan yang Mengintai Turis

Ilustrasi penipuan online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penipuan online. Foto: Shutterstock
Bahkan sebelum wisatawan berangkat, risiko penipuan sudah mulai mengintai. Laporan mencatat peningkatan sebesar 12 persen dalam kasus penipuan pada tahap awal perencanaan perjalanan, dibanding tahun sebelumnya.
Foto destinasi yang dimanipulasi, tautan konfirmasi palsu, hingga penawaran liburan dengan diskon besar seringkali digunakan penipu untuk menjebak korban.
Jenis penipuan yang paling sering terjadi adalah biro perjalanan palsu dan tur rekreasi yang tidak nyata. Laporan mencatat bahwa penipuan dalam sektor ini empat kali lebih tinggi dari rata-rata global.
 Ilustrasi turis di Hong Kong.
 Foto: noina/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi turis di Hong Kong. Foto: noina/shutterstock
Di Hong Kong, penipuan semacam ini menyumbang 70 persen dari seluruh kasus penipuan wisata. Persentase serupa ditemukan di Barcelona dan Delhi (masing-masing 64 persen), serta di Singapura (49 persen) dan Cancun (48 persen).
Modus lain yang sering ditemukan adalah penipuan taksi dan penyewaan mobil. Di Jakarta, penipuan jenis ini mencapai 66 persen dari kasus penipuan perjalanan. Hal serupa juga ditemukan di Bangkok (48 persen) dan London (34 persen).
Sementara itu, pemesanan akomodasi palsu juga menjadi masalah di beberapa lokasi, seperti Phuket (Thailand) dengan 39 persen dan Antalya (Turki) dengan 35 persen dari total penipuan wisata.
Penjahat biasanya memanfaatkan platform sewa liburan atau situs perjalanan dengan membuat listing palsu yang tidak pernah ada, atau sangat berbeda dari deskripsi.

Waspadai Tanda-Tanda Penipuan

Ilustrasi wisatawan di Hong Kong. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan di Hong Kong. Foto: Shutterstock
Laporan Mastercard menyarankan agar wisatawan berhati-hati terhadap operator tur yang menawarkan harga yang terlalu murah, atau meminta pembayaran di muka.
"Setelah dibayar, tur bisa saja tidak pernah terjadi, atau jauh berbeda dari yang dijanjikan," bunyi laporan itu.
Dengan semakin canggihnya modus penipuan di sektor pariwisata, wisatawan diimbau untuk selalu waspada, memeriksa ulang informasi, dan tidak tergoda dengan penawaran yang terlalu menggiurkan.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.