Menaker Sebut Job Fair Bukan Formalitas, Jangan Asal-asalan dan Terlalu Sering
kumparanBISNIS June 06, 2025 11:40 PM
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan kegiatan job fair atau bursa kerja yang diselenggarakan pemerintah, bukanlah sekadar formalitas atau ajang pencitraan.
Yassierli menyebut pelaksanaan job fair telah melalui penyusunan konsep yang matang, termasuk penyelenggaraan Naker Fest 2025 yang lebih komprehensif.
“Jadi yang pertama, memang job fair itu tidak perlu sering-sering. Kami kemarin mengatakan bahwa kita melaksanakan job fair itu namanya Nakerfest,” ujar Yassierli kepada wartawan di acara Human Capital Summit 2025, di Jakarta, Rabu (4/6).
Menurutnya, Naker Fest 2025 tidak sekadar menghadirkan perusahaan untuk membuka lowongan kerja, tetapi juga menjadi ajang konsultasi bagi pencari kerja dan tempat promosi pelatihan keterampilan hingga kewirausahaan.
“Kita punya pengantar kerja. Ada seribu sekian. Kesempatan pencari kerja itu konsultasi secara offline. Kemudian kita punya balai-balai. Jadi kesempatan untuk mereka itu melihat apa sih peluang-peluang pelatihan yang ada. Di situ ada talk show, di situ kemudian ada wira usaha,” jelasnya.
Dalam dua hari terakhir, Kementerian Ketenagakerjaan telah berkoordinasi dengan seluruh kepala dinas provinsi agar penyelenggaraan job fair tidak dilakukan secara asal-asalan.
"Dan kita berharap bahwa job fair itu hadir memang sebagai bukti kehadiran pemerintah. Jangan sampai ada isu terkait formalitas. Lowongannya sedikit, lebih kepada pencitraan dan seterusnya. Kita berharap itu tidak terjadi. Kalau tidak siap, tidak usah laksanakan job fair,” lanjut Yassierli.
Perbesar
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli di kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Yassierli mengakui ada potensi sebagian perusahaan belum maksimal dalam partisipasinya. Namun dia menekankan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus mendorong perusahaan untuk menjalankan kewajiban melaporkan lowongan kerja secara transparan.
“Apakah kemudian ada perusahaan yang formalitas? Saya juga tidak bisa mengatakan tidak. Tapi saya yakin apa yang kita bangun sekarang tentu diapresiasi oleh perusahaan. Dan memang itu adalah satu kewajiban perusahaan untuk wajib lapor lowongan pekerjaan. Dan kami akan kejar terus itu,” ucapnya.
Dengan pendekatan tersebut, Yassierli berharap program job fair betul-betul memberikan dampak nyata bagi para pencari kerja.
“Sehingga itu kewajiban, sehingga kemudian itu memberikan solusi kepada saudara-saudara kita yang sedang mencari kerja,” ucap dia.