Simon Tahamata: Saya Bisa Pulang ke Ajax tapi Pilih Pulang ke Indonesia
kumparanBOLA June 06, 2025 11:40 PM
Simon Tahamata telah hadir di Indonesia dan siap menjalankan tugasnya Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Indonesia. Dia menjelaskan bahwa dirinya bisa saja berbakti untuk Ajax Amsterdam, tetapi akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia.
Simon mengaku percaya dengan bakat-bakat yang dimiliki para pemain muda Indonesia. Ia meyakini bisa menemukan pemain yang benar-benar berbakat.
"Saya senang saya ada di sini. Alasan saya karena kita punya talenta dan Coach Patrick tanya saya, mungkin saya bisa [membantu] di sini," ucapnya kepada awak media di Jakarta, Senin (2/6).
"Saya bisa kembali ke Ajax tapi saya memilih pulang ke sini [Indonesia]. Saya ingin menolong pemain, Patrick di sini menolong Indonesia, dan juga anak-anak muda," tambahnya.
Simon Tahamata (kiri) di tengah sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Simon Tahamata (kiri) di tengah sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Senin (2/6/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pria bernama lengkap Simon Melkianus Tahamata ini memiliki darah Maluku yang lahir di Vught, Belanda, pada 26 Mei 1956. Ia pernah membela Timnas Belanda selama 1979-1986.
Di level klub, salah satu klub yang pernah dibelanya adalah Ajax Amsterdam. Ia turut berkontribusi dalam menjuarai Liga Belanda pada 1976/1977, 1978/1979 dan 1979/1980. Ia juga menyumbangkan satu kali Piala KNVB pada 1978/1979 dan berhasil mencapai semifinal turnamen Piala Eropa I pada 1979–1980.
Kini, Simon Tahamata telah ditunjuk PSSI menjadi Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Indonesia. Beberapa tugasnya adalah memperbaiki sistem scouting dan berselaras dengan pelatih Timnas Indonesia senior, pelatih Timnas U-23, U-20, dan U-17 terkait pemetaan talenta dan regenerasi.
Simon diminta mencari pemain di dalam negeri dan diaspora. Namun, ia menegaskan bahwa prioritasnya adalah mencari bakat di dalam negeri Indonesia dulu.
"Saya mau pakai anak-anak Indonesia, bukan Belanda, dan itu dimulai dengan anak-anak muda. Saya bisa tolong Indonesia menang atas China dan Jepang. Itu bisa terjadi dengan adanya anak-anak muda," ucap Simon.
"Saya mau anak-anak di sini saja. Kalau pun saya mau pake anak luar Indonesia, tidak, saya enggak mau," tambahnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.