Timnas Indonesia Menyembelih Kutukan
Edi Nugroho June 07, 2025 06:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID-GOL tunggal Ole Romeny diinjury time babak pertama dari titik putih ke gawang Cina, Jumat (6/6) malam di GBK, terasa lebih dari sekadar gol penalti.

Itu seperti sayatan pisau qurban tajam, bersih, dan penuh makna. Pas pula momennya malam Iduladha, hari yang berbicara soal pengorbanan dan harapan.

Bukan cuma soal skor 1-0. Tapi menyembelih rekor Timnas Indonesia menyudahi puasa kemenangan atas Cina. Indonesia terakhir kali menang dari Cina pada 1987 di ajang Kins Cup. Waktu itu Indonesia menang dengan skor 3-1.

Soal momen di mana Timnas Indonesia secara resmi melangkah ke Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Indonesia tidak cuma numpang lewat, tapi menatap ke depan menantang takdir.

Banyak yang belum sadar, betapa pentingnya kemenangan lawan Cina ini. Hasil itu bisa memastikan Indonesia finis sebagai peringkat keempat, di bawah Jepang, Australia dan Arab Saudi dan berhak tampil di ronde fase 4 yang sebelumnya cuma mimpi buat kita.

Di ronde ke 4 hanya ada 6 tim tersisa, dibagi ke dalam dua grup, masing-masing 3 tim.

Sistemnya round robin, semua saling bertemu sekali. Semua pertandingan digelar di venue netral, tanggal 8–14 Oktober 2025.

Juara grup langsung lolos ke Piala Dunia 2026. Runner up masih punya peluang lewat babak playoff dua leg antar runner up grup. Yang menang lanjut ke ronde 5 alias playoff inter konfederasi.

Calon lawan Indonesia di ronde 4 memang belum diumumkan. Tentu ini tantangan lebih berat. Tapi bukan berarti Timnas Indonesia harus minder lihat perjalanan Tim Garuda dari fase playoff lawan Brunei sampai sekarang.

Kalahkan Vietnam home-away, menahan Irak, dan terakhir bungkam Cina.

Tim ini sudah belajar banyak. Bukan cuma soal taktik, tapi juga soal mental itu modal penting.

Malam itu, ketika Ole sukses penalti, rasanya seperti ada beban kolektif bangsa yang lepas. Tribun pecah. Media sosial penuh pujian. Dan yang paling penting harapan kembali tumbuh.

Pas sekali rasanya sama suasana Iduladha 1446 hijriah. Karena jalan Timnas ke titik ini penuh pengorbanan. Tidak mudah. Tapi sekarang, kita udah sampai di titik di mana kata Piala Dunia tidak terdengar halu lagi.

Langkah kita belum selesai. Tapi dua langkah terakhir ini benar-benar krusial. Kalau bisa jadi juara grup di ronde 4, kita otomatis ke Piala Dunia 2026. Kalau runner-up, masih ada peluang lewat ronde 5.

Ini bukan mustahil. Kita pernah lihat Yunani juara Euro, Maroko tembus semifinal Piala Dunia, bahkan Indonesia muda juara SEA Games setelah puasa panjang. Jadi tidak ada kata mustahil.

Dulu bangsa Indonesia cuma bisa mimpi. Sekarang kita lagi mengetuk pintu sejarah.

Kalau nanti, Oktober 2025, merah putih bisa berkibar sejajar di kancah dunia, kita akan ingat momen ini, saat Ole berdiri tenang di depan bola dan seluruh bangsa berdetak lalu meledak bersama. Karena malam itu, kita menyembelih kutukan. Dan sekarang, kita tinggal melangkah masuk ke panggung besar dunia. (*).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.