Angka Kelahiran di Jepang Turun di Bawah 700 Ribu, Terendah dalam 1 Abad
kumparanNEWS June 07, 2025 07:40 PM
Perjuangan Jepang untuk mendorong pasangan memiliki lebih banyak anak menghadapi tantangan yang lebih berat. Data tahunan menunjukkan angka kelahiran turun di bawah 700 ribu untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai lebih dari 1 abad lalu.
Berdasarkan data pemerintah yang dirilis minggu ini, angka kelahiran mencapai 686.061 di tahun 2024. Angka ini turun 5,7% dari tahun sebelumnya dan terendah sejak statistik pertama kali dibuat pada 1899. Data tersebut tidak termasuk bayi yang lahir dari penduduk asing.
Sebagaimana diberitakan The Guardian, Jumat (7/6), tingkat kesuburan juga mencatat rekor terendah di angka 1,15. Kementerian Kesehatan mengatakan, angka itu di bawah tingkat 2,1 yang dibutuhkan untuk menjaga populasi tetap stabil.
Angka kelahiran dan tingkat kesuburan di Jepang turun selama 9 tahun berturut-turut meski angka pernikahan sedikit meningkat tahun lalu.
Ilustrasi pernikahan Jepang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pernikahan Jepang. Foto: Shutterstock
Angka pernikahan di Jepang untuk pertama kalinya naik menjadi 485.063. Namun, tren penurunan yang terlihat sejak tahun 1970-an tetap tak berubah.
Jika tren ini berlanjut, maka populasi Jepang diperkirakan turun menjadi 87 juta orang pada tahun 2070. 40% penduduknya saat itu akan berusia di atas 65 tahun.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba akhir-akhir ini mengatakan demografi Jepang sebagai 'darurat yang tidak terlihat'.
Untuk meningkatkan angka kelahiran, pemerintah menetapkan sejumlah langkah seperti perluasan tunjangan dan pendidikan sekolah menengah gratis, hingga jaminan setara menerima 100% gaji bersih bagi pasangan yang mengambil cuti waktu bersamaan.
Sayangnya, upaya pemerintah ini sering dikritik karena lebih fokus pada pasangan menikah dari pada anak muda lajang yang tidak menyukai gagasan pernikahan. Mereka menyinggung prospek pekerjaan dan keamanan kerja yang buruk, meningkatnya biaya hidup, dan kultur perusahaan yang mempersulit pekerja perempuan untuk menjadi ibu pekerja.
Survei tahun 2023 yang dilakukan Nippon Foundation menemukan hanya 16,5% dari kelompok usia 17-19 tahun yang yakin mereka akan menikah.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.