TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) menggagalkan keberangkatan seorang calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang terindikasi jadi korban penempatan pekerja ilegal ke Kamboja.
Calon pekerja migran itu berinisial MZ, warga Sumatera Utara. Keberangkatannya ke Kamboja digagalkan karena dicegat saat berada di Pelabuhan SBP Tanjungpinang.
Kepala Balai Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau, Kombes Pol Imam Riyadi mengatakan berdasarkan pemeriksaan yang bersangkutan, MZ terbuai gaji besar sebagai admin atau operator judi online (judol) di Kamboja.
Keberangkatan MZ diatur oleh perekrut berinisial R di Kamboja, dan dibantu A yang berada di Tanjungpinang. MZ diatur berangkat ilegal ke Kamboja lewat Malaysia.
"Saat dilakukan pendalaman didapati pengurus rekrut yang berada di Kamboja berinisial R, dan yang turut membantu yang berada di Tanjungpinang berinisial A," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/6/2025).
MZ sendiri memperoleh informasi lowongan kerja (loker) sebagai operator judol dari perekrut R. Bujuk rayu R membuat MZ terpikat dengan janji manis gaji Rp10 juta per bulan sebagai operator judol.
R kemudian mengatur rute keberangkatan korban dimulai pada Minggu (25/5/2025) dari Bandara Kualanamu Medan terbang ke Bandara Hang Nadim Batam, kemudian menuju Tanjungpinang.
Korban selanjutnya akan diurus berangkat dari Pelabuhan SBP Tanjungpinang menuju Malaysia sebagai lokasi transit sebelum akhirnya masuk Pnom Penh, Kamboja.
Namun, upaya tersebut telah terendus BP3MI Kepri bersama aparat yang kemudian mengamankan korban MZ di Pelabuhan SBP Tanjungpinang.
Korban yang telah dimintai keterangan di unit PPA Polres Tanjungpinang, saat ini berada di rumah ramah BP3MI Kepri.
"Untuk terduga yang turut membantu di Tanjungpinang akan diperiksa dan akan dilakukan gelar perkara dalam berapa hari ke depan," ujar Imam.
Terpisah, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengimbau agar CPMI tidak terjebak atau menimbang-nimbang lagi tawaran sebagai admin judol di luar negeri.
Selain buaian gaji besar, lanjut dia, tawaran menjadi admin judol telah menjadi motif utama para pelaku kriminalitas internasional yang menargetkan pekerja migran Indonesia ilegal sebagai korban.
"Kami mengingatkan agar tidak mudah percaya terhadap lowongan pekerjaan di luar negeri dengan iming-iming gaji besar. Kurang hati-hati dengan mudah terbujuk bisa menjadi salah satu pintu terjerumus. Berangkat prosedural atau legal agar terhindar dari masalah dan terlindungi," kata Karding.