TRIBUNNEWS.COM - Momen Idul Adha identik dengan konsumsi daging kurban, mulai dari sate kambing, gulai sapi, hingga tongseng yang menggugah selera.
Meski penuh keberkahan dan kebersamaan, konsumsi daging kurban yang berlebihan tanpa diimbangi kebiasaan sehat bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Seperti kolesterol tinggi, gangguan pencernaan, hingga tekanan darah naik.
Agar tubuh tetap sehat, penting untuk mengenali beberapa kebiasaan buruk setelah makan daging kurban yang sebaiknya dihindari.
Rasa kenyang setelah menyantap daging sering membuat tubuh mengantuk.
Namun, langsung tidur setelah makan bisa menyebabkan asam lambung naik, gangguan pencernaan, dan perut begah.
Idealnya, beri jeda setidaknya 2 jam sebelum berbaring atau tidur.
Daging merah sudah tinggi lemak jenuh. Mengombinasikannya dengan gorengan, santan, atau makanan manis justru membebani organ pencernaan dan hati, serta meningkatkan risiko kolesterol dan gula darah tinggi.
Banyak orang lupa menambahkan sayur atau buah saat makan daging.
Padahal, serat dari sayuran sangat penting untuk melancarkan pencernaan dan menetralkan lemak.
Tambahkan lalapan, sayur bening, atau buah segar sebagai pendamping hidangan daging.
Setelah makan besar, tubuh perlu bergerak ringan untuk membantu proses pencernaan.
Duduk terlalu lama, apalagi sambil rebahan, bisa menyebabkan perut tidak nyaman, kembung, dan rasa kantuk berlebih.
Minuman dingin atau bersoda memang menggoda setelah menyantap makanan berbumbu.
Namun, hal ini dapat memperlambat metabolisme dan mengganggu pencernaan, apalagi jika perut sedang penuh dengan makanan berlemak.
Meskipun daging kurban berlimpah, bukan berarti harus dikonsumsi sekaligus.
Makan berlebihan bisa menyebabkan kolesterol naik, tekanan darah meningkat, dan perut terasa berat.
Lebih baik makan dalam porsi wajar dan simpan sisanya untuk waktu makan berikutnya.
Sering kali, momen Idul Adha dipenuhi dengan jadwal makan tanpa jeda—pagi makan sate, siang gulai, sore bakar-bakar.
Terlalu sering makan berat dalam sehari membuat sistem pencernaan bekerja ekstra dan berisiko menumpuk lemak serta kalori berlebih.
(Widya)