TRIBUNNEWS.COM – Aktivitas pertambangan nikel yang berada di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya terus disorot warganet.
Selain karena merusak ekosistem dan lingkungan sekitar, tambang nikel tersebut kabarnya juga telah lama ditolak warga setempat.
Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menyebut tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, tak bermasalah.
Berikut sosok dan rekam jejak Dirjen Minerba Tri Winarno.
Tri Winarno saat ini menjabat sebagai sebagai Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM.
Ia bergabung dengan kementerian ini sejak 2005 dan memulai karier strukturalnya sebagai Kepala Seksi Standarisasi Mineral di Direktorat Teknik dan Lingkungan Minerba pada 2009.
Tri Winarno diangkat sebagai Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral pada Februari 2024, setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pembinaan Program Minerba.
Untuk latar belakang pendidikan, Tri Winarno merupakan lulusan sarjana Teknik Pertambangan dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta pada tahun 1997.
Ia melanjutkan pendidikan magisternya di Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada dan lulus pada 2007.
Tri Winarno kemudian menyelesaikan studi doktoralnya di bidang Pertambangan di Freiberg Technische Bergakademie, Jerman, pada 2016.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno menilai tambang nikel yang berada di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya saat ini tidak bermasalah.
Ia mengeluarkan pernyataan tersebut setelah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama timnya berkunjung ke tambang nikel PT Gag Nikel, di Pulau Gag pada Sabtu (7/6/2025).
“Kami lihat dari atas tadi bahwa sedimentasi di area pesisir juga tidak ada. Jadi overall ini sebetulnya tambang ini gak ada masalah," ujarnya.
Meski demikian, Tri sudah menurunkan tim Inspektur Tambang, untuk melakukan inspeksi di beberapa Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) di Raja Ampat.
Sekaligus mengevaluasi secara menyeluruh untuk selanjutnya memberikan rekomendasi kepada Menteri ESDM untuk melakukan eksekusi keputusannya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu juga membantah pernyataan terkait rusaknya Pulau Gag akibat aktivitas pertambangan nikel.
Ia menyebut bahwa saat ini kondisi Pulau Gag masih baik dan tidak ada pencemaran limbah akibat aktivitas tambang nikel.
"Tadi kita sampai Pulau Gag, dari video yang rame itu kan, laut itu kan coklat, ya. Tapi tadi kita ke sana (warna) biru," ujar Elisa Kambu usai mendampingi kunjungan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Sabtu (7/6/2025).
Ia juga menjelaskan aktivitas pertambangan di Pulau Gag dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
"Dan di Pulau Gag itu, tambang di sana, cukup bagus. PT Gag Nikel sudah eksplorasi, sudah direboisasi sampai reklamasi. Kewajiban itu sudah dipenuhi," katanya.
Dengan temuannya itu, Elisa Kambu menyimpulkan segala narasi yang menyebut terjadinya kerusakan lingkungan di Pulau Gag adalah bohong atau hoaks.
(David Adi) (Surya.co.id/Arum Puspita)