TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Momen Idul Adha selalu identik dengan sajian daging hewan kurban yang melimpah. Tak heran, banyak orang tergoda menyantap berbagai olahan daging sapi dan kambing dalam jumlah besar.
Namun, tahukah Anda bahwa konsumsi daging merah berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan?
Dokter Penyakit Dalam RS Muhammadiyah Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah dr Nindya Putri Permata Risadayu, Sp.PD mengatakan menyantap daging kurban sebaiknya tetap dalam batas yang wajar agar manfaat nutrisinya tetap optimal tanpa membebani tubuh.
Menurutnya, konsumsi daging dalam jumlah besar secara sekaligus bisa justru merugikan tubuh.
"Daging kurban itu kita konsumsi kayak kita malah menyakitkan diri sendiri, padahal ya salah kita sendiri mungkin ya nanti karena kita makannya langsung banyak. Nggak yang berporsi atau seperti apa," ujarnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Minggu (8/6/2025).
Dokter yang biasa berpraktik di RS Soeradji Tirtonegoro, Klaten, Jawa Tengah ini menjelaskan batas konsumsi daging merah untuk orang sehat yaitu yang tidak memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung berkisar antara 200 hingga 500 gram per minggu.
"Artinya orang sehat itu tidak ada hipertensi, tidak ada diabetes melitus, tidak ada penyakit jantung. Bisa saja konsumsi 200-500 gram per minggu dan harapannya makannya juga tidak sekali makan ya. Sekali makan langsung 200 gram itu juga nanti akan diproses oleh tubuh akan lebih berat," ujarnya.
Idealnya, konsumsi daging dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu agar organ tubuh seperti hati dan ginjal tidak bekerja terlalu berat dalam melakukan metabolisme zat yang terkandung dalam daging merah.
Bagi penderita hipertensi dan penyakit jantung, batas konsumsi jauh lebih rendah. "Kalau orang-orang hipertensi, jantung, seperti itu memang ada batasan. Kalau disebutkan itu setiap kali makan itu bisa 50-70 gram saja. Itu untuk mungkin dibagi dua porsi ya, untuk porsi makan pagi maupun makan sore," kata Dr Nindya.
Porsi ini tidak boleh dikonsumsi setiap hari. Sebaiknya cukup 2-3 kali dalam seminggu, dengan memperhatikan pula jenis dan cara pengolahan daging yang dikonsumsi.
Kandungan purin dalam daging merah juga menjadi perhatian khusus. Zat ini jika dikonsumsi berlebihan dapat menghasilkan asam urat dalam tubuh.
"Kalau pasien, orang-orang dengan riwayat asam uratnya tinggi, itu juga akan lebih sedikit lagi porsi yang diperbolehkan. Misalnya kurang dari 50 gram daging merah yang bisa dikonsumsi oleh pasien-pasien dengan riwayat asam urat yang tinggi," ujar Dr Nindya.
Untuk penderita diabetes, rekomendasinya pun serupa. "Boleh konsumsi sampai 50-70 gram dalam waktu sehari. Itu daging merah saja, bukan yang ketambahan yang lain-lain. Maksudnya daging merah yang full, bukan yang nanti olahnya diproses dan sebagainya, itu beda lagi," kata Dr Nindya.
Dr Nindya menekankan bahwa daging merah tetap memiliki manfaat gizi yang baik bila dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai. Namun, penting bagi masyarakat untuk membagi porsi dengan cermat, terlebih saat momen Idul Adha dimana asupan daging cenderung melonjak.
Kuncinya ada pada pengaturan porsi dan frekuensi konsumsi, serta memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing. Jangan sampai niat baik menyantap daging hewan kurban justru menjadi beban bagi tubuh sendiri.