Sebetulnya ini hanyalah kisah tentang prosedur yang biasa-biasa saja. Untuk mengikuti alur proses program komputer di redaksi koran cetak. Mulai dari berita-berita kiriman wartawan yang sudah masuk ke server penerimaan di komputer redaksi. Kemudian proses eksekusi pengeditan. Setelah itu mengirimnya ke server layouter untuk penataan halaman. Serta, foto-foto penunjang berita ke server petugas scanner.
Pada saat masih bekerja sebagai salah seorang desk editor atau redaktur, saya merasa perlu mencari cara agar tidak mudah lupa dengan berita-berita yang telah saya edit, sesuai dengan tanggung jawab halaman. Pada mulanya, saya hanya mencatat nama fail berita di lembar-lembar kertas terpisah.
Tapi, catatan manual pada lembaran-lembaran kertas terpisah itu kadang tercecer atau terselip di antara tumpukan berkas lain seperti tumpukan dummy atau kertas rancangan penempatan berita headline dan berita-berita lain berikut foto-fotonya; serta kalau ada iklan dicantumkan sesuai dengan ukuran yang diorderkan. Semacam prototipe halaman yang akan terbit sebagai media cetak.
Perbesar
Dummy yang menjadi prototipe halaman yang akan terbit. (Foto: Mohamad Jokomono)
Atau, lembar-lembar terpisah berisi nama fail berita itu bisa juga terselip di antara gunungan proof kecil dari hasil kerja hari-hari sebelumnya yang telah disetujui redaktur pelaksana. Atau, dapat pula secara tidak sengaja teremas-remas dan terbuang ke dalam keranjang sampah. Pendek kata, dengan catatan manual pada lembar-lembar terpisah, sulit untuk diperoleh hasil dokumentasi yang teratur.
Buku Tulis Ukuran F4
Seiring dengan perkembangan waktu, mulai kisaran Februari 2014 (11 tahun lalu), saya memutuskan menggunakan buku tulis bergaris ukuran F4 (folio). Hingga saya purnatugas pada 9 November 2024, ada empat buku (dua buku berisi 100 lembar dan dua buku berisi 50 lembar) serta satu buku tulis ukuran 21 x 16 sentimeter isi 50 lembar) yang telah saya gunakan untuk keperluan mencatat fail berita-berita kiriman wartawan yang pernah saya edit.
Perbesar
Empat buah buku ukuran F4 yang sudah saya gunakan untuk mencatat nama fail-fail berita kiriman wartawan yang saya edit selama kurun waktu 2014-2024. (Foto: Mohamad Jokomono)
Dalam bentuk buku, rutinitas pencatatan nama fail berita yang sudah saya edit, serta urutan tanggal, bulan, dan tahunnya pun menjadi relatif terjaga. Tertata dengan baik. Dan, karena wujud fisik bukunya yang lebar dan besar, relatif mudah dicari saat tertumpuk berkas-berkas lain.
Perbesar
Tercatat fail-fail berita yang dikirimkan wartawan pada Selasa, 28 Juli 2015: Rabu, 29 Juli 2015; Kamis, 30 Juli 2015; Minggu, 2 Agustus 2015; Senin, 3 Agustus 2015; dan Selasa, 4 Agustus 2015. (Foto: Mohamad Jokomono)
Perbesar
Catatan nama fail-fail berita yang masuk dan telah teredit pada Rabu, 31 Oktiber 2018 untuk terbit Kamis, 1 November 2018. (Foto: Mohamad Jokomono)
Dalam ilustrasi di atas dapat dibaca, pada Rabu, 31 Oktober 2018, telah diedit oleh redaktur sebanyak 19 fail berita. Dengan rincian, untuk halaman 25 Batang dikirim 7 fail berita, halaman 26 Kajen dikirim 5 fail berita, dan halaman 27 Kota Pekalongan dikirim 7 fail berita.
Adapun pengkodean, seperti 31jINOVASI.ar.btg, itu maksudnya 31 merujuk tanggal, huruf j mengacu pada bulan Oktober (a = Januari, b = Februari, c = Maret hingga j = Oktober, k = November, l = Desember). Lalu INOVASI adalah nama fail berita, ar kode wartawan, dan btg singkatan dari Batang, daerah asal pengiriman berita.
Kemudian, pada halaman 26 Kajen terdapat tulisan dengan spidol merah, yaitu 125 x 100 dan 147 x 156. Ini besaran order iklan di halaman tersebut. Kemudian ada penanda “kerja sama” pada fail berita 31jlap.kjn plus foto, yang berarti wajib muat karena merupakan berita kerja sama.
Demikian pula dengan halaman 27 Kota Pekalongan. Di sini terdapat iklan dengan besaran 82 x 120. Serta, ada dua fail berita yang wajib muat karena merupakan berita kerja sama, yaitu 31jbatikcup.pkl plus foto dan 31jkojahan.pkl.txt plus foto.
Kenangan Lain
Selain catatan fail berita dari wartawan yang telah saya edit, dalam buku tersebut juga saya tulis narasi tentang peristiwa lain yang terkait dengan pekerjaan, sati di antaranya ketika perpindahan kantor redaksi.
Pada Jumat, 29 Juli 2022 mulai pukul 14:00 WIB, Departemen Redaksi Harian Suara Merdeka dan Biro Kota Semarang, yang semula berkantor di Jalan Kawi Nomor 20 Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang melakukan boyongan pindah markas.
Dan, sejak Minggu, 31 Juli 2022, bertempat di gedung yang menjadi titik awal perjalanan panjang bagi koran yang ber-tagline Perekat Komunitas Jawa Tengah itu di Gedung Hetami (penamaan untuk menghormati pendiri Suara Merdeka) yang berlokasi di Jalan Merak (dahulu namanya Norder-wal-Straat) Nomor 14A kawasan Kota Lama, Little Netherland, Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara.
Perbesar
Gedung berarsitektur kolonial su Jalan Merak Nomor 14 Srmarang, pukuhan tahun lalu. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Beberapa waktu sebelum purnatugas pada Sabtu, 9 November 2024, buku catatan ukuran F4 telah penuh. Saya pun menggantinya dengan buku tulis yang lebih kecil, ukuran 21 x 16 sentimeter. Dalam buku terakhir ini, saya tulis insiden kecil yang terjadi pada Minggu, 20 September 2024.
Oh ya, hari Minggu terkadang saya juga masuk, untuk menggarap halaman yang akan terbit pada hari Senin. Akan tetapi, kali ini kodrat illahi berkata lain. Saat di Halte BRT dekat Masjid Thoyyibah Bukit Kencana Jaya, insiden itu pun terjadi.
Perbesar
Catatan kejadian pada Minggu, 20 September 2024. (Foto: Mohamad Jokomono)
Narasi kecil yang saya buat di buku tulis untuk mencatat fail berita-berita kiriman wartawan itu sebagai berikut.
Pada Minggu (20/10) sebetulnya akan berangkat kerja. Tetapi ada insiden kecil. Terjatuh karena terpeleset saat mau naik BRT di Halte Masjid Thoyyibah.
Meski demikian, karena merasa tidak terlalu sakit pada awalnya. Dan, berharap dalam.waktu sekitar puluhan menit kemudian kondisi akan baik-baik saja.
Perjalanan pun terus berlanjut hingga Halte Simpanglima. Baru di sinilah terasa. Kaki kiri yang menjadi tumpuan saat terjatuh terasa sakit dan sulit digunakan untuk berjalan. Hari ini tidak masuk kerja.
Insiden itu, sekitar sepuluh hari kemudian berlanjut dengan tindakan operasi. Menurut pemeriksaan dokter spesialis ortopedi, saya mengalami fraktur kalkaneus sinistra, patah tulang tumit pada kaki kiri. Pada Jumat, 1 November 2024, lepas magrib, saya pun menjalani operasi di Rumah Sakit Panti Wilasa Dokter Cipto Semarang. ***