Peneliti Asal Swedia Kagumi Layangan Dandang Kabupaten HSS, Terpikat Bunyi Uniknya
Mulyadi Danu Saputra June 10, 2025 12:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Pelayang atau pemain Layangan Dandang asal Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) akan tampil di kancah internasional. Kaspianor Ridani dan Hirdiansyah bergabung tim Indonesia ke festival layang-layang paling bergengsi di dunia, yaitu Fano World Kite Festival 2025 di Copenhagen, Denmark, 14-21 Juni 2025.


Berbagai persiapan menjelang keberangkatan dilakukan oleh Kaspianor yang anggota Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (PELANGI) HSS dan Hirdiansyah utusan khusus Komunitas Pedang HSS. Keduanya berangkat membawa misi perkenalkan dan promosikan kekayaan seni budaya Banua ke pentas dunia.


Saat dihubungi banjarmasinpost.co.id, Kaspianor mengatakan, saat ini dia sibuk persiapkan segala keperluan yang akan dibawa ke Denmark. “Ini masih di Kandangan, masih persiapkan perlengkapan, supaya jangan ada yang ketinggalan saat keberangkatan,” ujar dia, Senin (9/6/2025).


Rencananya, Kaspianor  membawa tiga Layangan Dandang ukuran tiga meter ditambah Kukumbangan.  “Kami akan berangkat dari Banjarmasin menuju Jakarta tanggal 11 Juni dan 13 Juni dari Jakarta menuju Denmark,” tutur dia.


Kaspianor menceritakan, Kalayangan Dandang go international ini atas rekomendasi Ketua Umum PELANGI Nasional, bunda Sari Madjid di Jakarta. Dari Provinsi Kalsel dipilih PELANGI HSS yang ditunjuk untuk membawa Kalayangan Dandang serta memperkenalkan kekayaan seni budaya Banua. 


Kaspianor menyampaikan, HSS pernah mengikuti event tingkat nasional, yakni  Jejangkit Kite Festival 2024 dan event The Second Tanahbumbu Internasional Kite Festival 2024 tergabung dengan pelayng dari 12 negara.


“Selama beberapa hari tergabung di Pagatan, jadi banyak cerita masalah kebudayaan Kalayangan Dandang khas Kalsel, yaitu layangan yang mengeluarkan bunyi indah dan merdu yang disebut Kukumbangan,” beber Kaspianor.


“Sebelum event di Tanbu kami juga pernah kontak dengan pelayang internasional dari Swedia, Mr Andreas Agreen. Dia seorang pelayang sekaligus peneliti layangan tradisional seluruh dunia,” sebut Kaspianor. 


“Dia sangat takjub dan kagum terhadap Kalayangan Dandang kita yang mempunyai catatan sejarah panjang dan punya bunyi unik. Tak ada duanya di luar sana,” ungkap Kaspianor.

 

Hirdiansyah HSS
Hirdiansyah

Pada Mei lalu, Kaspianor dan Hirdiansyah telah melakukan wawancara pembuatan visa di Embassy Denmark di Jakarta, serta menyempatkan silaturahmi dengan Ketua Umum PELANGI Nasional, Sari Madjid dan para pelayang senior asal Sulawesi Tenggara, tepatnya kepulauan Muna, yang memiliki sejarah panjang layangan tradisional tertua di dunia yaitu Layangan Kaghati Kolope dengan perkiraan usia 4.000 tahun.


"Besar harapan kami, Pemkab HSS mendukung penuh rencana ini agar terlaksana dengan sukses," ujar Kaspianor. (banjarmasinpost/adiyat ikhsan)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.