2 Spesies Baru Tumbuhan Begonia Ditemukan di Belantara Hutan Kalimantan
kumparanSAINS June 10, 2025 10:21 AM
Kementerian Kehutanan, bersama para peneliti muda Indonesia, berhasil menemukan dua spesies baru tumbuhan dari genus Begonia. Dua tumbuhan baru itu kini diberi nama Begonia bukitrayaensis dan Begonia kalimantana.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, mengatakan B. bukitrayaensis dan B. kalimantana ditemukan selama ekspedisi keanekaragaman hayati yang berlangsung pada Juni 2024. Ekspedisi ini difasilitasi oleh Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR).
Kini, hasil penelitian dua spesies baru tumbuhan Begonia telah diterbitkan dalam jurnal internasional sistematika tumbuhan Phytotaxa pada 6 Juni 2025.
“Apresiasi yang tinggi bagi balai TN Bukit Baka Bukit Raya atas inisiatif, dedikasi, dan melalui kolaborasi dengan peneliti asli Indonesia dalam kegiatan ekspedisi telah membuahkan hasil dapat mengungkap jenis-jenis baru secara bersama-sama,” ujar Satyawan Pudyatmoko.
Satyawan bilang, Begonia bukitrayaensis ditemukan di dataran tinggi Gunung Bukit Raya, puncak tertinggi di Pulau Kalimantan yang juga termasuk salah satu dari tujuh puncak tertinggi di Indonesia atau dikenal sebagai 7 Summits Indonesia. Spesies B. bukitrayaensis memiliki keunikan pada permukaan atas daunnya yang berduri seperti cakar kucing, menjadikannya sangat khas dan berbeda dari spesies Begonia lain.
Sementara Begonia kalimantana ditemukan di sebuah lembah dataran rendah di kawasan TNBBBR dan di hutan Desa Tumbang Habangoi, Kalimantan Tengah. Tumbuhan ini memiliki pola daun yang cantik dan mencolok, menjadi daya tarik tersendiri dalam lanskap flora hutan tropis Kalimantan.
Satyawan memastikan bahwa Kementerian Kehutanan terus mendorong eksplorasi ilmiah yang bertanggung jawab di kawasan konservasi, sebagai bagian dari upaya menjaga dan mengungkap kekayaan hayati Indonesia.
“Masih banyak spesies yang menunggu untuk ditemukan, dan kolaborasi seperti ini menjadi contoh nyata pentingnya sinergi antara pemerintah, peneliti, dan masyarakat dalam pelestarian alam,” ujarnya.