Prabowo Sebut Ada BUMN Lambat dan Boros, Lalu Andalkan Suntikan Modal Negara
kumparanBISNIS June 12, 2025 07:40 PM
Presiden Prabowo Subianto membeberkan berbagai tantangan dalam membangun infrastruktur di Indonesia. Menurut dia, pembangunan infrastruktur tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah.
Dia mengundang sektor swasta baik dari dalam maupun luar negeri untuk turut banyak terlibat. Menurut dia, untuk mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan memperbaiki pendidikan, bisa diatasi dengan intervensi yang kuat dari negara.
"Tapi saya juga tahu bahwa di bidang-bidang tertentu, terutama di bidang konstruksi pembangunan fisik, sektor swasta dan juga sektor swasta internasional sering lebih modern, lebih efisien, dan dapat mencapai prestasi tepat waktu dengan menghemat anggaran yang besar," kata Prabowo dalam sambutannya di International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Selatan pada Rabu (11/6).
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyinggung BUMN yang seharusnya bisa diandalkan dalam mengatasi masalah infrastruktur. Namun, sering kali perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut bekerja tidak efisien, lambat, karena kerap mengandalkan suntikan uang negara alias Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Harus kita akui, sering kali BUMN-BUMN ini merasa kalau dia kerjanya lambat tidak apa-apa. Kalau nanti dia boros tidak apa-apa karena ada menteri keuangan yang akan PMN. PMN, PMN, PMN, apa ini PMN-PMN?" katanya.
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan paparannya pada International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di JICC, Senayan, Jakarta, Kamis (12/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Prabowo tidak menyebut BUMN apa yang dimaksud. Namun, dia menegaskan perusahaan-perusahaan besar internasional tidak mengenal istilah penyertaan modal negara. Sehingga, dia mengatakan dibutuhkan peran swasta yang bisa bekerja efisien.
"Tapi untuk swasta dari dalam dan luar negeri tertarik pemerintah harus mempermudah pekerjaan mereka. Jadi saya menyambut baik pusat-pusat atau kantor-kantor memfasilitasi semua proyek. Dibantu, diamankan, dijaga, supaya tidak terganggu rencana besar pembangunan tersebut," ujarnya.
Menurut Prabowo, kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang dilakukan sejak awal dia menjabat, membuat sisi fiskal semakin kuat, sehingga pemerintah bisa turut serta berinvestasi.
"Sehingga, kita sekarang berani, kalau kita undang kerja sama dengan swasta atau dengan asing, kita berani. Pemerintah akan ikut berapa persen, dan bukan minta saham kosong, tapi kita ikut serta dengan uang yang nyata, uang yang real," katanya.
Prabowo juga mengatakan lembaga Sovereign Wealth Fund (SWF) Daya Anagata Nusantara atau Danantara yang dia bentuk, juga siap berinvestasi di sektor infrastruktur.
“Danantara siap ikut infrastruktur. Ikut investasi pada proyek infrastruktur,” kata Prabowo.