3 Kejanggalan Diungkap Rismon Sianipar usai Kunjungi Lokasi KKN Jokowi di Boyolali: Hanya Katanya
Whiesa Daniswara June 13, 2025 05:33 PM

TRIBUNNEWS.com - Analis Digital Forensik, Rismon Sianipar, membeberkan sejumlah kejanggalan yang ditemukannya saat berkunjung ke lokasi mantan Presiden RI, Joko Widodo (JokowI), melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Diketahui, saat berkuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Jokowi disebut pernah KKN di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Kedatangan Rismon ke lokasi KKN Jokowi itu adalah untuk memverifikasi keseluruhan atau satu kesatuan proses akademik ayah Gibran Rakabuming Raka di UGM.

Berikut ini tiga kejanggalan yang ditemukan Rismon saat berkunjung ke lokasi KKN Jokowi di Boyolali:

1. Tak ada dokumentasi tertulis maupun foto

Dalam kesempatannya berkunjung ke Desa Ketoyan, Rismon mengaku tidak mendapat bukti, baik tertulis maupun foto, mengenai Jokowi KKN.

Ia menyebut bukti KKN Jokowi di Boyolali hanya berdasarkan mulut ke mulut.

"Terus apa yang kita dapatkan di Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali? Tidak ada dokumen tertulis apa pun."

"Tidak ada dokumentasi foto, tidak ada apa pun. Hanya katanya, katanya," kata Rismon kepada Tribunnews.com, Jumat (13/6/2025).

2. Kepala desa tidak kenal

Selain soal tidak ada dokumentasi, Rismon menyoroti kepala desa setempat yang mengaku tak mengenal Jokowi.

Padahal, menurut Rismon, kepala desa yang menjabat sekarang seumuran dengan Presiden ke-7 RI tersebut.

Apalagi, ayah kepala desa tersebut yang sudah meninggal, dulunya juga merupakan kepala desa setempat.

"Beliau pun, Kepala Desa yang merupakan anak dari Kepala Desa sebelumnya itu, tidak mengenal (Jokowi)."

"Padahal usianya sebaya (dengan Jokowi). Ini yang sangat janggal," tuturnya.

3. Wilayah KKN Jokowi baru diresmikan pada 2000

Rismon juga menyebut, Desa Ketayon yang menjadi lokasi KKN Jokowi ternyata baru disahkan pada 2000-an.

Padahal, Jokowi melakukan KKN di tahun 1985.

"Di media sosial dikatakan desa-desa tersebut baru berdiri tahun 2000-an. Bagaimana belum ada desanya dipakai KKN," ujar Rismon.

Atas hal itu, ia mendesak Camat Wonosegoro untuk membongkar arsip mahasiswa UGM yang pernah KKN di tempat tersebut.

"Kalau bisa meminta camatnya membongkar arsip mahasiswa UGM," pungkas dia.

Diketahui, penelusuran Rismon ke Desa Ketayon itu bertepatan dengan kedatangannya di Kota Solo untuk menghadiri sidang gugatan keaslian ijazah Jokowi di Pengadilan Negeri (PN) Solo, Kamis (12/6/2025).

"Mumpung di Solo kita mampir ke Wonosegoro," ungkapnya di PN Solo, Kamis.

Jokowi: Cek Aja ke Lokasi

Sementara itu, menanggapi Rismon Sianipar yang mempermasalahkan lokasi dirinya KKN, Jokowi memberi tanggapan.

Ia mempersilakan siapapun, termasuk Rismon, untuk mengecek langsung bukti dirinya KKN ke Boyolali.

"KKN dicek aja di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Dicek ke sana. Tahunnya 1985 awal. Gampang banget," kata Jokowi di kediamannya Keluraha Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat, dilansir TribunSolo.com.

Jokowi juga menyarankan agar Rismon, atau siapapun yang meragukan KKN-nya, untuk bertanya kepada kepala desa setempat.

Ia juga mengatakan kegiatannya KKN bisa ditanyakan ke anak-anak kepala desa.

"Coba aja. Peristiwanya sudah 40 tahun yang lalu. Tanya ke dulu Pak Kepala Desanya."

"Waktu itu saya KKN sudah agak sepuh. Ya tanya ke putra-putrinya," ujarnya.

Ia pun tak habis pikir berbagai tahapan kuliahnya dipersoalkan hingga sedetail itu.

Jokowi menyindir bisa-bisa nanti tempat magang hingga study tour ikut dipersoalkan.

"Nanti KKN ganti lagi KKL-nya di mana. Study tour ada di mana. Ampun, ampun," ucap dia.

Jokowi juga mengaku heran kepada pihak-pihak yang menuduh ijazahnya palsu padahal belum pernah sekalipun melihat secara langsung.

Ia pun menyatakan tetap melanjutkan laporannya atas dugaan pencemaran nama baik di Polda Metro Jaya.

"Ya semuanya kalau menuduh palsu itu harus bisa membuktikan. Palsunya di sebelah mana. Kalau memang sudah menuduh bisa digugat balik."

"Tapi, kalau melihat aslinya aja belum bisa menyatakan palsu dari mana. (Laporan) tetap (lanjut)," pungkas Jokowi.

(Pravitri Retno W/Muhammad Deni, TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.