Dokter Cekik Istrinya yang Sedang Hamil hingga Tewas, Pelaku Emosi karena Korban Tolak Lahirkan Anak
Randy P.F Hutagaol June 14, 2025 12:32 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang dokter di Shanghai tega membunuh istrinya yang tengah hamil di depan putri mereka yang berusia 6 tahun.

Kasus ini tak hanya merenggut nyawa sang ibu dan bayi dalam kandungan, tetapi juga menyisakan duka mendalam dan trauma yang luar biasa bagi keluarga.

Dikutip dari Eva.vn Jumat (12/6/2025), korban, Tu Tuong Loi (32), adalah seorang perawat yang bekerja di rumah sakit yang sama dengan suaminya.

Sementara sang suami, Chau Hoa Dinh (37), seorang dokter bedah yang dikenal berbakat.

Menurut hasil penyelidikan, konflik rumah tangga pasangan ini dipicu oleh perbedaan pandangan terkait kehamilan anak kedua.

Chau mendesak sang istri untuk mempertahankan kehamilannya dengan harapan bisa memiliki anak laki-laki sebagai penerus garis keturunan keluarga.

Sementara itu, Tu menolak kehamilan tersebut karena merasa sudah cukup memiliki satu anak dan menilai anak laki-laki dan perempuan sama saja, selama mereka dibesarkan dengan baik.

Ia juga mengungkapkan bahwa faktor kesehatan dan usia menjadi alasan utamanya tidak ingin melanjutkan kehamilan yang tidak direncanakan itu.

Namun, tekanan dari pandangan tradisional Chau, yang berasal dari keluarga pedesaan di Jiangsu, membuat konflik semakin memanas.

Puncaknya terjadi pada hari kejadian, saat pertengkaran di antara keduanya berubah menjadi aksi kekerasan.

“Jika kamu tidak berani melahirkan, anak itu jelas bukan anakku,” ucap Chau dalam keadaan emosi.

Ucapan tersebut memicu kemarahan Tu. Ia kemudian memutuskan untuk membawa putrinya kembali ke rumah orang tuanya.

Namun, sebelum sempat pergi, Chau menariknya ke kamar mandi dan mencekiknya hingga tewas, peristiwa yang tragis itu terjadi di hadapan anak mereka yang masih kecil.

Tragedi ini sangat mengejutkan, terutama karena pasangan ini selama ini dikenal sebagai keluarga panutan oleh rekan-rekannya di rumah sakit.

Chau yang berasal dari keluarga sederhana, dikenal sebagai sosok pekerja keras.

Ia bertemu dengan Tu , seorang perawat cantik dari keluarga kaya di Shanghai  saat bekerja, dan tak lama kemudian mereka menikah dan dikaruniai seorang putri.

Namun, di balik kehidupan yang tampak sempurna, perbedaan ideologi dan tekanan tradisional perlahan meretakkan hubungan mereka.

Tu ingin fokus membesarkan anak semata wayangnya, sedangkan Chau terus memaksakan keinginan untuk memiliki anak laki-laki.

Tindakan brutal Chau tidak hanya mengakhiri hidup istrinya, tapi juga menghancurkan keluarganya sendiri.

Putri mereka yang berusia 6 tahun kini harus menanggung beban psikologis dari peristiwa keji yang disaksikannya sendiri.

Kasus ini telah menarik perhatian publik dan memicu perdebatan di media sosial.

Banyak yang menyayangkan bagaimana kurangnya komunikasi dan dominasi budaya patriarki masih menjadi pemicu tragedi rumah tangga, bahkan di kalangan terdidik.

(cr31/tribun-medan.com)

Berita viral lainnya di Tribun Medan
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.