TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Israel dan Iran kini berperang.
Serangan Israel terhadap Iran pada Jumat (13/6/3035) dini hari dan dibalas oleh Iran dengan menyerang Israel pada malam harinya telah menyeret dua negara itu ke dalam perang.
Perang Iran dan Israel diprediksi akan terjadi beberapa hari ke depan.
Lalu bagaimana kekuatan militer Iran dan Israel saat ini?
Di atas kertas, Iran tampaknya memiliki keunggulan dalam hal jumlah.
Iran penduduknya 88 juta orang dan luas wilayah 1,6 juta kilometer persegi (618.000 mil persegi).
Dibandingkan dengan Israel yang berpenduduk 9 juta orang dan luas wilayah 22.000 kilometer persegi (8.500).
Namun secara militer, jumlah penduduk tersebut tidak berarti apa-apa.
Pasukan Iran secara umum ada dua bagian.
Yakni angkatan bersenjata reguler, yang umumnya ditugaskan untuk menjaga perbatasan Iran dan melaksanakan tugas militer yang lebih konvensional.
Dan pasukan Garda Revolusi paramiliter, termasuk pasukan elite Quds, komando rudal strategis, dan pasukan siber.
Pasukan reguler memimpin sebagian besar pasukan sekitar 600.000 orang dengan perlengkapan militer standar.
Sementara Garda Revolusi memiliki sekitar 200.000 personel yang terbagi dalam berbagai divisi.
Bersama dengan proksi Iran, pasukan konvensionalnya diyakini telah sangat terdegradasi oleh operasi militer Israel dan AS selama setahun terakhir.
Peralatan militer Iran merupakan campuran dari berbagai macam peralatan.
Termasuk beberapa yang disediakan oleh Uni Soviet dan yang lainnya oleh AS sebelum Revolusi Islam 1979.
Ada juga tambahan peralatan militer Rusia yang lebih baru.
Dengan perkiraan Iran memiliki 350 pesawat kuno, Iran tertinggal jauh di belakang Israel baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
Namun, Iran memiliki kemampuan untuk memproduksi berbagai macam UAV dan peralatan serupa, yang dilambangkan oleh pesawat serang Shahed yang telah dijualnya ke Rusia dalam jumlah besar untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Program nuklir Iran telah maju dalam beberapa tahun terakhir, dan diyakini telah mengembangkan cukup uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata untuk menghasilkan beberapa senjata nuklir dalam hitungan bulan jika Iran mengambil keputusan untuk melakukannya.
Namun Iran membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengembangkan rudal atau cara lain untuk mempersenjatai mereka.
Kekuatan darat, laut dan udara Israel yang tangguh berasal dari teknologi terkini AS dan Eropa.
Israel juga memiliki industri pertahanan dalam negeri yang kuat yang dapat merancang, membangun dan memelihara berbagai macam persenjataan, yang memungkinkannya menghadapi lawan di berbagai medan secara bersamaan.
Untuk negara kecil, Israel juga memiliki persediaan pasukan yang cukup besar.
Sekitar 170.000 pasukan aktif dan 400.000 pasukan cadangan lainnya.
Meskipun lebih sedikit dari Iran, pasukan Israel telah ditempa oleh konflik regional dan dklaim terlatih.
Salah satu opsi serangan balasan Iran mungkin mencakup ratusan rudal balistik yang menargetkan Israel, meskipun tidak jelas berapa lama hal itu dapat berlangsung.
Pada bulan Oktober 2024, serangan rudal besar-besaran Iran terhadap Israel hanya menyebabkan kerusakan terbatas, sebagian karena bantuan AS dalam menembak jatuh rudal Iran.
Israel secara luas diyakini sebagai satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah, meskipun tidak pernah mengakui memiliki senjata semacam itu.
Israel juga memiliki sekutu setia di Amerika Serikat, yang telah menjadi kunci dalam konflik-konflik sebelumnya dan kemungkinan akan menjadi krusial dalam konflik-konflik berikutnya.
Sumber: Associated Press