Rapor PBSI Semester Awal 2025: Masih 2 Gelar Level 300
GH News June 14, 2025 03:03 PM

Rapor PBSI semester awal 2025 disorot. Saat ini, induk kepemimpinan M. Fadil Imran masih mengantongi 2 gelar, itu pun di level 300. Kenapa?

Enam bulan berjalan di tahun ini atlet-atlet PBSI hanya mengantongi dua titel level 300, Thailand Masters dan Taipei Open. Terakhir di Indonesia Open 2025, pemain-pemain tuan rumah kembali nirgelar sejak Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon juara di 2021.

Performa tahun ini toh menurun dibandingkan 2024. Ketika itu Indonesia delapan gelar di kuartal pertama alias periode Januari hingga Juni.

Mulai dari juara di Indonesia Masters 2024 (Super 500), via Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, lalu tunggal putra Jonatan Christie dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berhasil mempersembahkan dua gelar di All England (Super 1000).

Jonatan di turnamen berikutnya juga menjadi juara di Kejuaraan Asia. Berlanjut ke Orleans Masters (Super 300), ganda putri Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allesya Rose menjadi juara.

Berikutnya gantian Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto juara di Swiss Open pada pekan berikutnya. Di Spain Masters malah Indonesia memperebutkan gelar juara dari ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas dan Sabar Karyaman/Moh Reza Pahlevi (ganda putra non Pelatnas).

Ketum PBSI M. Fadil Imran mengomentari surut prestasi para pebulutangkis Indonesia. Imran mengungkapkan, fokus utama PBSi adalah regenerasi.

"Kalau ditanya saya, saya inginnya juara terus. Cuma kan saya harus objektif dengan situasi PBSI sekarang. Lalu kemudian saya mempersiapkan junior-junior ini. Kan sudah kelihatan tuh," kata dia kepada pewarta di sela-sela penyelenggaraan Indonesia Open 2025.

"Ubed (Moh. Zaki Ubaidillah), Alwi (Farhan), Feli (Felisha Pasaribu), Jafar (Hidayatullah). Kemudian di tunggal putri ada KW (Putri Kusuma Wardani), ada Esther (Nurumi Tri Wardoyo). Mudah-mudahan di bawahnya ini Ruzana, Kadek (Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi), Chiara (Chiara Marvella Handoyo), dan Mutiara (Mutiara Ayu Puspitasari)," sambung Fadil Imran.

"Bisa kita terus perbaiki karena regenerasi itu menjadi penting. Regenerasi itu menjadi penting. Ini yang agak terputus kemarin. Jadi kami ini 6 bulan tidak terlihat karena kami memang sedang bekerja untuk memoles yang junior-junior ini. Mempersiapkan untuk 4 sampai dengan 8 tahun ke depan," tuturnya.

Fadil juga mempertegas bahwa saat ini kepengurusannya berfokus pada regenerasi dan penyempurnaan sistem kepelatihan, serta penyempurnaan sistem kejuaraan. Termasuk mempersiapkan atlet-atletnya untuk menatap Olimpiade 2028 dan 2032.

"Kan Kang Taufik (Taufik Hidayat) berangkali bolak-balik ngomong. Tidak ada itu namanya atlet yang instan. Tidak ada. Semua butuh proses. Kalau ditanya kenapa enggak juara? Kami juga maunya juara. Cuma fajtanya seperti itu, ya kita harus lalui," Fadil mempertegas.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.