BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU- Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun 2025 di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, sudah resmi berakhir. Namun tidak semua sekolah dasar negeri (SDN) mendapat murid baru sesuai kuota, termasuk SDN Kupang 1.
Sekolah di Jalan Brigjen Hasan Basri ini hanya mendapat 10 murid baru untuk kelas 1. Jumlah tersebut jauh dari harapan ideal.
Minimnya jumlah lulusan taman kanak-kanak di sekitarnya disebut menjadi salah satu faktor penyebab. Hal itu diungkapkan seorang guru yang saat ditemui tengah melatih murid gerakan Pramuka.
Selain itu, sekolah ini harus bersaing dengan SDN Kupang 2. “SDN Kupang 1 dan SDN Kupang 2 berdekatan. Tapi insya Allah tahun depan banyak anak TK yang akan mendaftar,” ujarnya, Sabtu (14/6).
Kepala Bidang Bina Sekolah Dasar Dinas Pendidikan (Disdik) Tapin Muhammad Rafii membenarkan adanya sekolah yang kuota murid barunya tidak terpenuhi.
“Pastilah ada sekolah yang terpenuhi dan ada yang tidak. Tapi untuk data lengkap sekolah mana saja yang pendaftarnya minim, saya kurang tahu. Bisa tanya ke staf yang menangani langsung di kantor,” tulisnya saat dikonfirmasi via WhatsApp.
Kurangan murid baru bahkan terjadi di Kota Banjarmasin. Beberapa SDN tak mampu memenuhi kuota saat SPMB berakhir pada 31 Mei 2025. Salah satunya adalah SDN Mantuil 1. Sekolah pinggiran ini baru menerima 18 peserta didik baru dari kuota 28 murid dalam satu rombongan belajar (rombel).
“Tahun lalu bahkan hanya 15 murid yang mendaftar. Tahun ini ada peningkatan, tapi tetap belum penuh,” kata Kepala SDN Mantuil 1 Wahdini, Sabtu (14/6).
Menurut Wahdini, ada sejumlah faktor yang membuat sekolahnya sulit menarik peserta didik baru. Salah satunya karena lokasi. Sekolah berada di bantaran muara Sungai Martapura yang jauh dari permukiman.
“Warga kompleks atau daerah padat penduduk lebih memilih menyekolahkan anaknya ke SDN Mantuil 2 yang lebih dekat dan lebih mudah diakses,” jelasnya. SDN Mantuil 2 yang lebih strategis bahkan dikabarkan mengalami kelebihan kuota.
Meski demikian, SDN Mantuil 1 tetap membuka pendaftaran hingga tahun ajaran baru dimulai. “Siapa pun yang ingin mendaftar masih kami terima,” tambah Wahdini.
Ditanya opsi penggabungan atau regrouping sekolah, Wahdini menjelaskan jumlah muridnya masih 118 orang. “Untuk regrouping, biasanya jika jumlah murid di bawah 60. Jadi kami belum memenuhi syarat itu,” ujarnya.
Untuk menarik minat orangtua menyekolahkan anaknya di SDN Mantuil 1, Wahdini mengatakan pihak bersama Disdik Banjarmasin mulai membenahi sarana dan prasarana. Sejumlah fasilitas baru didapat seperti chromebook, smartbook, hingga alat tulis dan perlengkapan lainnya.
“Kami ingin agar anak-anak di sini tidak merasa ketinggalan dari siswa yang bersekolah di tengah kota. Fasilitas yang kami benahi adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang sama,” pungkas Wahdini.
Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Banjarmasin Ibnul Qayyim mengatakan rata-rata SDN di kota ini telah memenuhi kuota murid baru yakni 28 murid atau satu rombel. Namun ada beberapa sekolah pinggiran yang masih kekurangan.
“Untuk data sekolah kekurangan murid, kami masih merekapitulasi,” katanya, Jumat (13/6). Disdik pun membuka opsi perpanjangan waktu pendaftaran di sekolah yang belum memenuhi kuota.
Berbanding terbalik dengan sejumlah sekolah pinggiran, SDN Sungai Jingah 5 justru mengalami lonjakan pendaftar. “Sehari buka langsung full,” kata Abdul Aziz S.Pd, guru Bahasa Inggris, Sabtu.
SDN 2 Hikun Kabupaten Tabalong juga menerima banyak pendaftar murid baru. Kepala SDNegeri 2 Hikun Muhammad Munawar Aulia Hamdi, Sabtu sore, mengatakan sesuai arahan Disdikbud Tabalong pihaknya tidak bisa menerima murid baru melebihi ruangan kelas yang tersedia. “Kami hanya menerima untuk dua kelas,” katanya.
Masing-masing kelas bisa menampung 26 murid. “Alhamdulillah tidak ada kendala untuk jumlah murid baru yang didapatkan,” katanya.
Tidak adanya kendala mendapatkan murid baru, lanjutnya, karena sekitar sekolah banyak permukiman. Selain itu tidak ada SD lain yang berdekatan. “Tapi kami juga tetap lakukan sosialisasi, mulai dari menggunakan spanduk, melalui media sosial serta guru-guru yang juga aktif menjaring,” katanya. (tar/sul/dny/mel/sai)
Cari Siswa ke Sejumlah TK
Penurunan murid baru juga dialami SDN Kelayan Barat 2 Banjarmasin. Ketua Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 Rini Afrina S.Pd mengatakan pihaknya hanya mendapatkan 29 murid kelas satu. Ini turun dibanding tahun lalu yakni 32 murid baru.
Padahal SDN Kelayan Barat 2 memiliki dua kelas satu atau berdaya tampung 56 murid atau dua rombongan belajar (rombel). “Hampir separuh tidak ada pendaftarnya,” tutur Rini, Sabtu (14/6) sore.
Oleh karena itu, meskin SPMB telah ditutup pada 31 Mei lalu, Rini mengatakan pihaknya masih membuka penerimaan hingga Juli mendatang. Para guru juga aktif melakukan sosialisasi ke berbagai taman kanak-kanak, khususnya untuk menarik calon murid yang mungkin ditolak tiga sekolah lain saat pendaftaran online.
Dia pun menanyai beberapa guru TK dan orangtua murid. Hasilnya, ada beberapa alasan utama yang menyebabkan SDN Kelayan Barat 2 kekurangan pendaftar. “Mereka lebih tertarik ke madrasah ibtidaiyah, terlalu banyak sekolah yang berdekatan, sehingga siswa terbagi dan memang murid TK tahun ini menurun,” papar Rini.
Menyikapi hal tersebut, Rini mengatakan pihaknya menawarkan beberapa atribut sekolah gratis untuk menarik murid baru.
“Ibaratnya, kami sudah maksimal berusaha, berikhtiar ke TK-TK se-Kecamatan Banjarmasin Selatan menyebar brosur. Namun kenyataan seperti itu,” ujar Rini yang telah mengemban tugas sebagai Ketua SPMB/PPDB sejak 2022.
Selama bertugas, dia mengamati tren penurunan pendaftar terjadi beberapa tahun terakhir. (sai)