Kehancuran Israel Mulai Terungkap, Iran Kirim Lebih dari 200 Rudal-Drone: Kronologis Serangan
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban tewas di Israel meningkat menjadi 13 orang setelah serangan Iran pada Sabtu (14/6/2025) malam.
Mengutip laporan jurnalis Tamar Michaelis dan Nadeen Ebrahim dari CNN, jumlah korban tewas di Israel akibat serangan semalam oleh Iran telah meningkat menjadi 13 orang.
"Jumlah itu, termasuk tiga anak di bawah umur," kata pemerintah Israel pada Minggu (15/6/2025).
Pengungkapan ini menyibak kehancuran yang melanda wilayah Israel setelah sebelumnya dicoba ditutup-tutupi pemerintah Israel, termasuk dengan pembatasan unggahan di media sosial yang menunjukkan lokasi dan dampak kehancuran dari serangan Iran.
Setidaknya 380 orang terluka, dengan sembilan orang dalam kondisi serius, tambah, pemerintah Israel.
Pemerintah Israel menambahkan, lebih dari 200 peluncuran roket dilaporkan semalam.
"Ada 22 lokasi terdampak serangan teridentifikasi," kata pernyataan Tel Aviv.
Adapun Angkatan bersenjata Republik Iran, beberapa jam setelah melaksanakan gelombang keenam operasi "Janji Sejati 3," menyatakan juga meluncurkan fase lain serangan pesawat tak berawak dan rudal ke wilayah pendudukan Israel pada Sabtu malam.
"Menanggapi agresi dan tindakan agresif rezim Zionis dalam menyerang wilayah Iran yang mengakibatkan gugurnya sejumlah komandan tinggi angkatan bersenjata, ilmuwan terkemuka, dan warga negara Iran yang tidak bersalah, terutama anak-anak yang tertindas, Republik Iran telah melancarkan serangan ke wilayah pendudukan sejak Jumat malam, dan akhir dari serangan ini belum diumumkan," tulis laporan PT mengutip pernyataan sumber militer Iran.
Berikut tahapan serangan rudal-drone Iran di wilayah pendudukan Israel, seperti dikutip dari PT, Minggu (15/6/2025).
Sekitar Pukul 12:30 waktu Tehran
Departemen Hubungan Masyarakat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dalam sebuah pernyataan mengumumkan, selombang baru operasi ofensif rudal-drone gabungan massal "Janji Sejati 3" dengan nama sandi "Ya Ali Ibn Abi Talib".
"Serangan diluncurkan oleh Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi pada malam Idul Ghadir sebagai tanggapan atas serangan baru rezim Zionis," kata laporan itu.
Sekitar Pukul 24:00
Laporan awal menunjukkan, puluhan rudal dan pesawat nirawak Iran berhasil menembus beberapa lapis pertahanan Israel dan menghantam berbagai wilayah.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa rudal Iran menghantam Tel Aviv, Netanya, Herzliya, Haifa, Tamra, Ashdod, dan Kiryat, yang menyebabkan kebakaran besar. Media Israel melaporkan bahwa Iran hanya menembakkan 40 rudal ke Haifa.
Sekitar pukul 00:15
Rudal Iran menghantam salah satu infrastruktur energi paling vital rezim Israel, kilang Haifa, yang memasok 40 persen bensin dan 60% solar Israel.
Gambar yang dipublikasikan oleh media Israel menunjukkan, rudal tersebut secara akurat menghantam fasilitas-fasilitas utama ini.
Beberapa rudal Iran juga menghantam fasilitas listrik vital Israel.
Serangan-serangan ini menyebabkan gangguan besar-besaran pada jaringan distribusi listrik di wilayah-wilayah pusat wilayah pendudukan dan melumpuhkan sebagian infrastruktur vital rezim tersebut.
Sekitar pukul 1:00
Media Timur Tengah melaporkan, setidaknya ada 30 rudal berpemandu presisi Iran menargetkan Haifa malam ini.
Kilang minyak Haifa (pusat produksi bensin Israel), infrastruktur industri dan pelabuhan, beberapa menara hunian 20 lantai, dan sebuah pembangkit listrik termasuk di antara target yang ditargetkan oleh Iran.
Media berbahasa Ibrani mengumumkan, pertahanan udara Israel lengah; kabinet berada dalam kondisi goncangan keamanan.
Ini adalah salah satu serangan langsung terberat jauh di dalam rezim Israel.
Surat kabar Zionis Ma’ariv menulis, “Kami saat ini berada di bawah serangan paling parah dalam sejarah Israel; di mana Perdana Menteri Netanyahu?!”
Sekitar pukul 2:00
Departemen Hubungan Masyarakat Korps Garda Revolusi Islam mengumumkan dalam Pengumuman Kedua. "Dalam kelanjutan operasi serangan ofensif gabungan "Janji Sejati 3" sebagai tanggapan atas kejahatan dan agresi rezim Zionis saat ini, fasilitas produksi bahan bakar jet tempur dan pusat pasokan energi rezim Zionis menjadi sasaran banyak pesawat nirawak dan rudal. Operasi ofensif angkatan bersenjata Republik Iran akan terus menjadi lebih ganas dan meluas jika kejahatan dan agresi terus berlanjut,"
Sekitar pukul 3:00
Gelombang ketiga dari fase kedua "Janji Sejati 3" dimulai dengan serangan rudal dan pesawat nirawak Iran di Palestina yang diduduki.
Media Israel melaporkan, ledakan besar mengguncang Tel Aviv.
Media Israel mengatakan bahwa Iran menembakkan 50 rudal balistik dalam gelombang serangan ini.
Media Ibrani mengejek pernyataan Netanyahu bahwa "jalan menuju Iran sekarang semakin terhampar," dengan mengatakan, "Tampaknya jalan menuju pusat Israel sekarang sudah terbentang."
Selain serangan rudal dan pesawat nirawak Iran, angkatan bersenjata Yaman juga meluncurkan rudal ke wilayah pendudukan bersamaan dengan serangan Iran.
Penyelidikan menunjukkan bahwa dalam kedua serangan ini, berbagai kota Israel seperti Haifa, wilayah metropolitan Tel Aviv, Quds, pelabuhan Acre, Eilat, Tiberias, Galilea, Kiryat Shemona, dan Tamra menjadi sasaran serangan Iran.
Menurut laporan media Israel, di wilayah besar Tel Aviv, Bet Yam dan Rekhvot di selatan Tel Aviv, Netaya dan Herzliya di utara Tel Aviv, dan sekitar Bandara Ben Gurion di tenggara Tel Aviv menjadi target sasaran tembakan rudal dan pesawat nirawak Iran.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Seorang pejabat keamanan senior Iran menyatakan kalau negaranya tengah mempersiapkan diri untuk konfrontasi jangka panjang dengan Israel.
Iran, kata dia, juga akan meningkatkan tingkat serangannya jika agresi Israel berlanjut.
Pejabat Iran yang tidak disebutkan namanya menambahkan,"Tehran tidak memulai perang, tetapi kitalah yang akan menentukan akhir dari agresi ini."
Pejabat Iran ini menekankan bahwa hasil perang yang dilancarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak lain adalah berakhirnya pemerintahan dan sistem politiknya.
Ia melanjutkan,"Kami akan membela bangsa dan negara kami melawan kebiadaban Israel dan kami akan terus menempuh jalan ini."
(oln/CNN/PT)