BEI Kaji Jam Transaksi Perdagangan Saham Diperpanjang
kumparanBISNIS June 16, 2025 01:20 PM
Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang jam perdagangan saham sebagai langkah strategis guna menarik kembali minat investor asing.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, membeberkan salah satu opsi yang tengah dibahas ialah memajukan waktu pembukaan perdagangan menjadi pukul 08.00 WIB. Hal ini untuk menyesuaikan dengan zona waktu investor di Asia, atau memperpanjang waktu penutupan hingga pukul 17.00 WIB.
"Oh itu masih kajian ya. Belum ada target, kan masih kajian. Kita belum bisa menargetkan waktu," kata Jeffrey saat dihubungi kumparan, Senin (16/6).
Jeffrey mengakui alasan dikajinya opsi memperpanjang jam perdagangan saham agar bisa melayani seluruh segmen investor dari dalam dan luar negeri.
"Ya supaya kita bisa melayani seluruh segmen investor kita dengan lebih baik," lanjutnya.
Sebelumnya, rencana perpanjangan jam perdagangan saham menyeruak di tengah kekhawatiran keluarnya dana asing dan meningkatnya ketidakpastian global.
BEI sebelumnya menunda implementasi transaksi short selling hingga September menyusul gejolak pasar di awal tahun. Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan langkah ini merupakan respons atas fenomena ambruknya IHSG sejak awal 2025.
Perbesar
Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Untuk mendongkrak giat pasar modal RI, BEI juga telah menerbitkan aturan mengenai Liquidity Provider Saham atau penyedia likuiditas untuk saham tertentu.
Menurut Jeffrey, peran Liquidity Provider menjadi sangat penting dalam meningkatkan pendalaman dan kualitas pasar, khususnya dalam mendukung pembentukan harga wajar serta mengurangi bid-ask spread pada saham-saham dengan likuiditas rendah.
Di sisi lain, Bank Indonesia mencatat modal asing keluar atau non-residen jual Rp 4,48 triliun (neto) pada pekan pertama Juni 2025, yakni 2-4 Juni 2025.
Modal asing yang keluar dari pasar saham Rp 3,98 triliun dan pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp 5,69 triliun. Sementara itu, modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan masuk Rp 5,19 triliun.
"Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai 4 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 46,67 triliun di pasar saham dan Rp 19,34 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp 46,70 triliun di pasar SBN," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Minggu (8/6).