Ben Gvir Ngamuk, Media Asing Diawasi Ketat, Pendukung Iran Diancam Masuk Penjara
Febri Prasetyo June 17, 2025 05:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengeluarkan ancaman tegas terhadap siapa pun yang dianggap membahayakan keamanan nasional di tengah konflik memanas antara Israel dan Iran.

Saat berbicara dari lokasi serangan rudal Iran di Petah Tikva, Minggu (16/6/2025), Ben Gvir mengecam media asing yang menayangkan lokasi jatuhnya rudal.

Menurutnya, siaran semacam itu dapat digunakan Iran untuk menyempurnakan serangan berikutnya.

“Siaran yang menunjukkan lokasi pasti pendaratan rudal di negara Israel merupakan bahaya bagi keamanan negara,” kata Ben Gvir, dikutip dari The Times of Israel.

“Saya menduga siapa pun yang melakukan hal ini akan diperlakukan sebagai orang yang membahayakan keamanan negara.”

Ben Gvir mengaku telah menghubungi badan intelijen Shin Bet dan memutuskan agar kepolisian turut dilibatkan untuk menghentikan aktivitas penyiaran semacam itu.

Ia menuding beberapa jaringan asing menyiarkan gambar lokasi sensitif secara langsung, dan menyebut tindakan itu "berkontribusi membantu musuh".

Media Asing Diselidiki

Sebelumnya, kantor Ben Gvir mengumumkan bahwa polisi dan pejabat Kementerian Komunikasi telah turun ke lapangan untuk menyelidiki dugaan siaran Al Jazeera dari wilayah Haifa—daerah yang menjadi salah satu target rudal Iran.

Namun, hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa para jurnalis yang berada di lokasi bukan dari Al Jazeera atau Al Mayadeen, melainkan dari stasiun penyiaran asing lain.

Selama mereka tidak melanggar peraturan sensor, kehadiran mereka masih diperbolehkan.

Israel telah melarang Al Jazeera dan Al Mayadeen—jaringan yang berafiliasi dengan Hizbullah—sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dengan alasan keamanan nasional.

Perayaan Serangan Iran Juga Ditindak

Tak hanya media, Ben Gvir juga memperingatkan warga Israel dan tahanan Palestina yang menunjukkan ekspresi kegembiraan atas serangan Iran.

Menurutnya, puluhan orang telah ditangkap dan beberapa narapidana langsung ditindak karena merayakan serangan yang dilakukan Teheran.

“Tidak ada kesabaran bagi mereka yang mendukung Iran,” ujarnya.

“Mendukung Iran berarti mendukung terorisme, dan mereka yang mendukung terorisme harus ditahan.”

Ben Gvir menambahkan bahwa siapa pun yang menunjukkan solidaritas terhadap Iran di masa konflik akan dianggap sebagai musuh dalam negeri.

Konflik Masih Panas

Ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat sejak pecahnya perang terbuka beberapa hari lalu.

Iran meluncurkan gelombang serangan rudal dan drone ke wilayah Israel, sebagai respons atas rangkaian serangan udara Israel yang menargetkan fasilitas militer di dalam wilayah Iran.

Militer Israel melaporkan telah berhasil menangkis sebagian besar serangan dengan bantuan sistem pertahanan udara serta dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya.

Situasi ini membuat Israel semakin waspada terhadap potensi sabotase dari dalam negeri, termasuk lewat media dan simpatisan kelompok yang dianggap mendukung Iran.

Israel Tarik Pasukan Elite dari Gaza

Dalam perkembangan lain, militer Israel (IDF) mengumumkan penarikan sebagian pasukan dari Jalur Gaza.

Israel mengalihkan kekuatan ke perbatasan dengan Mesir dan Yordania.

Menurut laporan dari The Times of Israel yang ditulis Emanuel Fabian, Divisi ke-98 IDF—yang merupakan pasukan elite terjun payung dan unit komando—telah ditarik dari Khan Younis dan dipindahkan ke lokasi lain setelah eskalasi konflik dengan Iran.

Meski demikian, militer menegaskan bahwa masih ada empat divisi aktif yang beroperasi di Gaza, dengan puluhan ribu tentara tetap bertugas di wilayah tersebut.

Selama konflik, IDF menyatakan tetap melanjutkan operasi untuk menumpas anggota Hamas dan menghancurkan infrastruktur mereka, termasuk jaringan terowongan bawah tanah.

Pertahanan di sepanjang perbatasan Jalur Gaza juga terus diperkuat.

Sementara itu, IDF telah menggandakan kekuatan pasukannya di sepanjang perbatasan Yordania hingga tiga kali lipat dari biasanya.

Divisi "Gilad" ke-96 yang baru dibentuk dikerahkan ke bagian utara perbatasan Yordania, sementara Divisi "Edom" ke-80 memperkuat sektor selatan serta memperluas penjagaan di perbatasan Mesir.

Di bagian utara Israel, IDF menyatakan tetap siaga penuh terhadap potensi ancaman dari Lebanon dan Suriah.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.