Prancis Tutup Stan Pameran Senjata Israel di Paris Air Show
kumparanNEWS June 17, 2025 05:40 AM
Pemerintah Prancis menutup sebuah stan atau booth milik Israel yang memamerkan industri senjata mereka di pameran Paris Air Show, pada Senin (16/6). Menurut pemerintah Prancis, senjata yang dipamerkan Israel ini adalah senjata yang bersifat ofensif dan digunakan Israel untuk menyerang Gaza dan Iran.
"Posisi pemerintah Prancis sangat sederhana, tak boleh ada senjata ofensif pada pameran senjata. Hanya senjata yang bersifat defensif yang diterima," kata Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou, dilansir AFP.
Bayrou juga menekankan bahwa penutupan ini ada kaitannya dengan Gaza dan kondisi kemanusiaan di sana.
Perbesar
Pemerintah Prancis menutup stan industri militer Israel, dalam gelaran Paris Air Show di Le Bourget, Paris pada Senin (16/6). Foto: Alain Jocard/AFP
"Melihat situasi Gaza yang begitu serius, dilihat dari bantuan kemanusiaan dan keamanan mereka, Prancis yakin untuk menyebut bahwa senjata yang bersifat ofensif tak bisa ditampilkan pada pameran ini," ucap Bayrou.
Sementara presiden Israel, Isaac Herzog terkejut dengan keputusan Prancis ini. Ia meminta agar situasi ini dibenahi segera.
"Perusahaan Israel sudah menandatangani kontrak dengan pihak penyelenggara, ini seperti menciptakan ghetto (sebuah istilah untuk suatu perkampungan Yahudi di perkotaan)," ucap Herzog.
Stan Israel itu diisi oleh 5 industri militer Israel, yakni Israel Aerospace Industries (IAI), Rafael, Uvision, Elbit and Aeronautics. 5 industri ini dikenal membuat drone, bom berpemandu, hingga rudal.
Perbesar
Pemerintah Prancis menutup stan industri militer Israel, dalam gelaran Paris Air Show di Le Bourget, Paris pada Senin (16/6). Foto: Mathieu Rabechault/AFP
Lalu, stan Israel itu ditutup dengan tembok hitam pada pameran Paris Air Show yang digelar di Bandara Le Bourget, Paris. Sebagai bentuk protes, delegasi Israel menuliskan pesan di tembok hitam yang dipasang itu.
"(Industri) ini melindungi Israel pada hari-hari ini, pemerintah Prancis telah mendiskriminasi kami, dan berupaya menyembunyikannya dari kalian," kata pesan yang ditulis dengan kapur kuning itu.