TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Pakistan menutup semua penyeberangan perbatasannya baik darat maupun udara dengan negara tetangganya, Iran, untuk waktu yang tidak ditentukan.
Dalam keterangan resmi yang dikutip Arab News, pengumuman tersebut dirilis buntut aksi saling lempar rudal antara Israel dan Iran yang berkecamuk beberapa hari terakhir.
"Fasilitas perbatasan di lima distrik-Chaghi, Washuk, Panjgur, Kech dan Gwadar-telah ditangguhkan," kata pejabat senior di provinsi Balochistan, Qadir Bakhsh Pirkani.
Pejabat setempat, Atta Ul Munim, menyatakan penutupan ini dilakukan secara serempak, dan akan berlangsung "sampai situasi aman sepenuhnya."
Ia menegaskan bahwa larangan ini juga mencakup semua warga asing yang hendak masuk ke wilayah Iran melalui Pakistan.
Adapun upaya ini diambil untuk melindungi keamanan nasional dan menghindari imbas konflik regional.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya keamanan nasional, untuk mencegah penyebaran konflik dan menjaga stabilitas kawasan perbatasan,” ujarnya kepada media lokal.
Selain perbatasan darat, Pakistan juga menangguhkan seluruh penerbangan komersial ke dan dari Iran serta Irak.
Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) mengatakan, keputusan ini diambil sebagai tindak lanjut atas memburuknya situasi keamanan di wilayah Timur Tengah.
Imbas penutupan akses perbatasan, kini seluruh aktivitas lintas batas termasuk perdagangan dan pergerakan warga di hentikan.
Hanya warga Pakistan yang sedang berada di Iran yang masih diizinkan kembali melalui jalur darat Taftan.
Pasca pemerintah mengeluarkan pembatasan atas akses perbatasan, sejumlah laporan dari media lokal menyebutkan bahwa harga kebutuhan pokok seperti bahan bakar, tepung, dan beras melonjak tajam.
Hal ini terjadi dampak dari terganggunya pasokan dari Iran, saat perbatasan ditutup, suplai dari Iran terhenti total. Barang-barang yang sebelumnya murah dan mudah didapat, kini langka.
Ketegangan geopolitik sering memicu panic buying dan penimbunan barang.
Distributor dan pedagang lokal banyak yang menahan stok karena khawatir jalur distribusi akan terganggu lebih lama atau harga akan makin tinggi.
Hal ini makin memperparah kelangkaan dan menciptakan efek domino pada distribusi barang hingga ke pasar rakyat.
Belum ada kepastian kapan kondisi kenaikan harga sembako di Pakistan akibat konflik Iran-Israel akan mereda. Namun situasi ini akan terus terjadi seiring dengan meningkatnya konflik antara Iran dan Israel.
Dua kota besar yang terletak di pusat kota Israel, Haifa dan Kiryat Gat dilaporkan mengalami kebakaran besar setelah serangan balasan rudal balistik Iran menghantam wilayah tersebut pada Minggu (15/6/2025).
Berdasarkan laporan media lokal the Times of Israel, kebakaran terjadi akibat sebagian rudal Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan meledak di pemukiman serta area industri.
Meskipun sebagian rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Israel (seperti Iron Dome dan David's Sling), intersepsi itu menciptakan serpihan panas yang jatuh ke tanah.
Kemudian serpihan ini mengenai area yang mudah terbakar seperti hutan kering, bangunan tua, atau zona industri sehingga bisa memicu kebakaran besar.
Tak hanya memicu kebakaran serangan Iran turut menghancurkan area di sekitar kompleks Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv serta memporak-porandakan kompleks kediaman PM Benjamin Netanyahu.
Cuplikan video yang beredar di sosial media juga menunjukan serangan Iran telah menghancurkan sembilan bangunan dan merusak ratusan apartemen dan kendaraan di distrik Ramat Gan di Tel Aviv.
Sekitar 300 penduduk di Tel Aviv Raya dan 100 di Ramat Gan dievakuasi karena kerusakan di rumah mereka.
Sementara Kementerian Kesehatan Israel mengklaim 390 orang dirawat di rumah sakit dan 14 lainnya dilaporkan tewas.
Dari pidak Iran, Kementerian Kesehatan menuturkan bahwa 224 orang telah tewas da 1277 orang termasuk wanita dan anak-anak tengah mendapatkan perawatan intensif akibat terkena serangan dari Israel.
(Tribunnews.com / Namira)