TRIBUNNEWS.COM, AS - Militer Amerika Serikat (AS) mungkin memutuskan untuk melancarkan aksi militer terhadap Iran dalam waktu 24 hingga 48 jam mendatang.
ABC News seperti dilansir media Rusia TASS, Rabu (18/6/2025), mengatakan hal itu mengutip pejabat berwenang AS.
Disebutkan bahwa 24 hingga 48 jam ke depan akan menjadi masa krusial bagi konflik Israel-Iran karena kemungkinan campur tangan militer AS.
"Apakah solusi diplomatik dilanjutkan atau apakah presiden AS Donald Trump mungkin akan menggunakan tindakan militer sebagai gantinya," demikian laporan ABC News.
Kendati demikian AS masih yakin akan mampu membawa Iran kembali ke meja perundingan dan akhirnya memaksanya menerima kesepakatan yang mengharuskan Iran menghentikan pengayaan nuklir.
Pada bulan April, AS dan Iran terlibat dalam perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Oman, yang bertujuan untuk menyelesaikan situasi seputar program nuklir Teheran.
Setelah beberapa kali upaya untuk mencapai kesepakatan, perundingan tersebut hampir gagal karena ketidaksepakatan mengenai pengayaan uranium.
Putaran perundingan keenam diharapkan berlangsung di Muscat pada tanggal 15 Juni tetapi dibatalkan setelah serangan Israel terhadap Iran.
Sementara Newsweek melihat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin mengindikasikan secara serius menyerang Iran.
Meskipun Departemen Pertahanan AS Pentagon sejauh ini menyatakan bahwa pasukan AS masih alam "posisi defensif" semata.
Dan diam-diam AS juga sebenarnya telah membantu Israel dalam mencegat rudal Iran.
Nada bicara Trump pun kian lantang pada Selasa (17/6/2025) kemarin.
Di platform Truth Social miliknya dia mengatakan "kami memiliki kendali penuh dan total atas langit di atas Iran."
Ia bahkan mengaku mengetahui lokasi pasti Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dengan menyebut otoritas tertinggi Iran sebagai "target yang mudah,".
Meskipun kata dia "kami tidak akan menghabisinya (membunuhnya!), setidaknya tidak untuk saat ini."
"Namun, kami tidak ingin rudal ditembakkan ke warga sipil atau tentara Amerika," lanjut Trump.
"Kesabaran kami sudah menipis. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!"
Dia kemudian menyerukan "Menyerah tanpa syarat!" dalam postingan lanjutan yang tampaknya ditujukan kepada Iran.
Akhir pekan ini, pengamat penerbangan melihat sekitar dua lusin tanker Angkatan Udara AS KC-135R dan KC-46A dikerahkan ke Eropa.
Pesawat semacam itu diperlukan untuk mengisi bahan bakar pesawat tempur yang melakukan operasi garis depan.
Pengamat kemudian mengaitkan pergerakan pesawat itu dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Kemudian pada hari Senin, kapal induk USS Nimitz dialihkan dari Laut Cina Selatan ke Timur Tengah.
Pesawat itu akan bergabung dengan kelompok penyerang kapal induk USS Carl Vinson yang memasuki Laut Arab pada bulan April.
Iran bersiap menyerang pangkalan militer AS di Timur Tengah jika negara sekutu Israel itu benar-benar menyerang, demikian dilaporkan New York Times, mengutip sumber.
Menurut laporan tersebut, Republik Islam Iran telah "menyiapkan rudal dan peralatan militer lainnya" dan berencana untuk memulai menyerang pangkalan AS di Irak.
Teheran akan siap menyerang pangkalan Amerika mana pun di negara-negara Arab, kata media itu.
Iran juga dapat mulai menambang Selat Hormuz untuk menahan kapal perang AS di Teluk Persia.
Para pejabat AS mengatakan Iran tidak memerlukan persiapan yang lama untuk menyerang pangkalan-pangkalan AS.
Militer AS di Timur Tengah telah disiagakan dengan ketat.
AS memiliki lebih dari 40.000 tentara di Timur Tengah.