150 Maskapai Penerbangan Terkena Dampak Perang Iran Vs Israel, Harga Sahamnya Anjlok
Hasanudin Aco June 18, 2025 03:32 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Lebih dari 150 maskapai penerbangan terpaksa mengubah rute atau membatalkan penerbangan karena penutupan jalur udara sejumlah negara di Timur Tengah menyusul perang Israel Vs Iran.

Demikian laporan Financial Times (FT), Rabu (18/6/2025).

Seorang sumber yang dekat dengan maskapai penerbangan besar Eropa mengatakan bahwa  kini maskapai penerbangan terpaksa terbang melalui "koridor yang sangat kecil."

"Kami harus berkeliling Rusia sekarang, jadi itu membuat keadaan menjadi sangat sulit," kata sumber itu.

Maksudnya penerbangan harus memutar menghindari wilayah udara dan negara tetangga Israel dan Iran untuk menghindari rudal.

FT juga mencatat bahwa saham sejumlah maskapai penerbangan besar telah jatuh sejak Israel melancarkan serangan terhadap infrastruktur militer Iran pada hari Kamis minggu lalu.

Dimana maskapai penerbangan Eropa paling terpukul dengan perang Iran Vs Israel, karena banyak rute penerbangan ke wilayah Timur Tengah.

Lebih dari 3.000 penerbangan telah dibatalkan di Timur Tengah sejak eskalasi terbaru, tulis FT mengutip Flightradar 24.

Pesawat-pesawat itu terbang melalui Mesir dan Arab Saudi, menghindari wilayah udara Iran, Irak, dan Suriah.

FT menunjukkan bahwa pengalihan rute tersebut menyebabkan biaya bahan bakar yang lebih tinggi dan waktu penerbangan yang lebih lama, serta jadwal penerbangan yang terganggu.

Selain itu,  harga minyak mentah Brent telah meningkat mengingat adanya eskalasi, yang akan menyebabkan harga bahan bakar yang lebih tinggi.

Pada tanggal 13 Juni, Israel melancarkan Operasi Rising Lion, yang menargetkan program nuklir Iran.

Kurang dari 24 jam kemudian, Iran  melancarkan serangan balasan. 

Pada 14 Juni dan dini hari 15 Juni, Israel dan Iran kembali saling serang.

Kedua belah pihak melaporkan adanya korban, mengakui serangan terhadap sejumlah target di wilayah mereka tetapi mengatakan kerusakannya terbatas.

Sumber:  Financial Times/TASS

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.