TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Kasus pembunuhan mengejutkan terjadi di sebuah indekos di kawasan RT 30, Kelurahan Payo Lebar, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Seorang pemuda bernama RH (23) ditemukan tewas akibat diracun oleh temannya sendiri, Anggi Febri Yandi (20), pada Senin (16/6/2025) sore.
Belakangan terungkap, keduanya ternyata memiliki hubungan asmara sesama jenis selama empat tahun terakhir.
Hubungan itu berakhir tragis ketika Anggi tega menghabisi Robi menggunakan racun sianida.
Kanit Reserse Kriminal Polsek Jelutung, Ipda Ondo Siburian, menjelaskan motif di balik aksi keji tersebut.
Berdasarkan pengakuan tersangka, hubungan mereka retak setelah korban menyatakan ingin menikah dengan seorang wanita.
“Berdasarkan keterangan AFY, hubungan mereka kandas karena niat RH (Robi) untuk menikah dengan perempuan. Hal itulah yang diduga memicu emosi pelaku hingga nekat meracuni korban,” ujar Ondo, Rabu (18/6/2025).
Tersangka mengaku telah merencanakan pembunuhan selama lima hari sebelum peristiwa terjadi.
Ia bahkan membeli racun sianida melalui toko daring kemudian mencampurkannya ke dalam minuman kemasan yang diberikan kepada korban.
Setelah korban mengalami gejala keracunan hebat, Anggi sempat mencoba mengelabui petugas dengan membawa Robi ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Baiturrahim, Kota Jambi.
Namun nyawa korban tidak tertolong.
Kecurigaan polisi muncul setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di kos pelaku.
Dari lokasi, petugas menemukan barang bukti berupa satu bungkus sianida dan dua botol minuman kemasan.
Setelah diinterogasi, tersangka akhirnya mengakui seluruh perbuatannya dan kini telah diamankan di Polsek Jelutung untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.
Ia dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau maksimal hukuman mati.
Polisi masih terus mendalami kasus ini, termasuk menggali motif dan latar belakang hubungan korban dan pelaku secara lebih rinci.
Diketahui, korban dan pelaku sama-sama berasal dari Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Keduanya merantau ke Jambi dan tinggal terpisah di sejumlah kos wilayah Kecamatan Jelutung.
Sementara Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah Jambi, yang juga Dosen Psikologi Universitas Jambi, Dessy Pramudiani, S.Psi., M.Psi mengatakan, pasangan sesama jenis sering kali hidup dalam tekanan sosial yang tinggi bahkan di lingkungan yang tampak terbuka.
Tekanan tersebut dapat memicu konflik internal maupun ketegangan dalam hubungan.
"Internalisasi stigma (internalized homophobia) membuat seseorang merasa bersalah atas orientasi seksualnya. Sering kali hubungan disembunyikan, sehingga ketika ada masalah, mereka tidak tahu harus ke mana mencari bantuan," paparnya.
Rasa tidak aman, takut ketahuan, atau merasa tidak cukup "diterima" juga memperbesar intensitas kecemburuan dalam relasi yang tidak sehat.
"Jika emosi negatif ini tidak diolah dengan sehat, hubungan bisa berubah menjadi toksik, bahkan berujung pada kekerasan," imbuhnya. (Tribun Jambi/Srituti Apriliani Putri/Suci Rahayu PK)