Hampir 800 Warga Tiongkok Kabur dari Iran via Jalur Darat, Tempuh Jarak 1.000 Kilometer Naik Bus
Nuryanti June 19, 2025 07:32 AM

TRIBUNNEWS.COM - Perang Iran vs Israel meletus pada Jumat (13/6/2025) lalu.

Menyikapi situasi ini, pemerintah Tiongkok mulai mengevakuasi ratusan warganya dari wilayah konflik.

Evakuasi berlangsung melalui jalur darat yang penuh liku.

Sebanyak 791 warga negara China berhasil direlokasi ke tempat aman.

"Lebih dari 1.000 lainnya masih dalam proses evakuasi," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun dalam konferensi pers, Rabu (18/6/2025.

"Tiongkok menyampaikan terima kasih kepada negara-negara terkait karena telah memberikan dukungan dan bantuan penuh,” ujar Guo, dikutip dari RTHK dan China News Service.

Para warga Tiongkok menempuh perjalanan darat hingga 1.150 kilometer, menuju perbatasan Turkmenistan, Armenia, dan Azerbaijan.

Sebagian besar menggunakan bus yang disiapkan oleh Kedutaan Besar Tiongkok di Teheran.

Sejumlah pengungsi bahkan mengaku melalui jalur tak resmi alias jalur tikus, demi menghindari daerah rawan serangan dan mencapai zona aman secepat mungkin.

Salah satu kisah paling menyentuh datang dari Shuishui Crusoe, seorang blogger perjalanan asal Tiongkok.

Ia menyamakan pengalamannya dengan karakter fiksi Robinson Crusoe yang terdampar.

“Jantung saya berdebar kencang. Di tengah kabut perang, saya hanya berpikir: kemasi tas, lari ke kedutaan,” tulisnya dalam unggahan media sosial.

Shuishui meninggalkan Teheran setelah menyaksikan pengeboman oleh Israel pada Jumat malam (13/6/2025), meski sebelumnya kedutaan menyarankan warga tetap bertahan di tempat tinggal masing-masing.

Ia lalu menempuh 750 kilometer perjalanan darat ke Yerevan, ibu kota Armenia.

Shuishui tiba pada Senin (16/6/2025), sehari sebelum evakuasi resmi Tiongkok diumumkan.

Sementara itu, video yang dibagikan sejumlah netizen Tiongkok di Iran memperlihatkan suasana yang relatif tertib.

Toko kelontong dan kios buah terlihat tetap buka dan terisi penuh.

Namun, beberapa video menunjukkan aksi pembelian air mineral dalam jumlah besar.

Menurut laporan American Enterprise Institute, mayoritas warga Tiongkok di Iran adalah insinyur yang bekerja untuk perusahaan-perusahaan migas Tiongkok.

Sejak tahun 2007, investasi Tiongkok di Iran telah mencapai hampir 5 miliar dolar Amerika, terutama di sektor energi.

Perang yang makin memanas menempatkan Beijing dalam posisi rumit.

Bila pemerintahan di Teheran runtuh atau dilemahkan, Tiongkok bisa kehilangan pijakan strategis di kawasan yang selama ini menjadi medan persaingan dengan Amerika Serikat.

Tiongkok juga menjadi konsumen utama minyak Iran, yang dijual dengan diskon besar-besaran akibat sanksi dari Washington.

Kini, prioritas utama Beijing adalah melindungi keselamatan warganya, sembari menjaga kestabilan hubungan geopolitik dan pasokan energi dari kawasan Teluk.

(Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.