Dapat Laporan Ular Masuk Rumah, Petugas Damkar Bingung Sampai di Lokasi, Endingnya Malah Bikin Emosi
Putra Dewangga Candra Seta June 19, 2025 11:30 AM

SURYA.co.id - Jadi petugas pemadam kebakaran atau Damkar memang harus siap menerima segala laporan dari masyarakat.

Termasuk laporan main-main alias 'prank'.

Seperti yang dialami petugas damkar di Tangerang Selatan baru-baru ini.

Awalnya petugas damkar tak curiga karena si pelapor mengaku ada ular masuk rumah.

Tapi saat sampai di lokasi, petugas damkar malah bingung karena tak menemukan rumah di pelapor.

Baru diketahui kemudian, ternyata mereka malah menyuruh damkar untuk menagih utang.

Insiden mengejutkan sekaligus memalukan ini terjadi di Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Sabtu siang (14/6/2025).

Tiga petugas pemadam kebakaran (damkar) yang bersiap siaga untuk menyelamatkan warga dari ancaman binatang berbahaya.

Kejadian bermula saat sebuah laporan darurat diterima oleh regu damkar setempat.

Si pelapor, dengan nada mendesak, menyebutkan bahwa seekor ular masuk ke dalam rumahnya dan masih bersembunyi di bawah lemari.

Ia bahkan mengaku tinggal bersama istrinya dan menyebut nama rumahnya adalah milik "Doni Iskandar."

"Itu nama saya dan istri, tanya warga aja pak kalo bingung," tulis pelapor dalam pesan WhatsApp yang diterima petugas.

Tanpa curiga dan sesuai prosedur, tiga personel damkar segera meluncur ke lokasi dengan perlengkapan lengkap.

Namun sesampainya di tempat yang dimaksud, ada sesuatu yang janggal.

Rumah yang dilaporkan tak kunjung ditemukan.

Nomor pelapor pun mendadak tak bisa dihubungi.

Merasa ada yang tak beres, tim damkar segera berkoordinasi dengan Ketua RT setempat.

Anehnya, pelapor pun menolak mengirimkan bukti foto rumah atau ular yang diklaim berada di bawah lemari.

Di tengah kebingungan, tiba-tiba pelapor kembali menghubungi tim damkar dan bertanya, “Sudah sampai di mana?”.

Petugas menjawab bahwa mereka sudah di lokasi bersama Ketua RT dan meminta titik pasti rumah.

Namun, jawaban dari pelapor justru membuat semua orang tercengang.

Bukannya memberi arah atau bukti, pelapor malah meminta para petugas damkar untuk menagih utang penghuni rumah bernama Doni Iskandar.

"Setelah kita konfirmasi, kita telpon dikatakan bahwasanya di rumah tersebut hanya ada istrinya aja, jadi si pelapor gak berani atau tidak kirimkan gambar foto atau video,"

"Setelah kita sampai lokasi, kita sudah konfirmasi juga ke Pak RT, kita telepon ulang, kita telepon kembali, dan kita WA, ternyata si pelapor ini menyuruh menagih utang nasabahnya atas nama inisial DI," ungkap Komandan Regu (Danru) Alpha Damkar Tangerang Selatan, Darus Salam, dalam wawancara bersama Kompas TV.

Petugas damkar pun murka dan kecewa berat.

Mereka merasa dilecehkan oleh tindakan pelapor yang diduga kuat merupakan oknum debt collector.

Kakek di Ngawi Mengeluh Kesakitan ke Damkar

EVAKUASI - Petugas Damkar dan Tim Medis RSUD Widodo Ngawi, Jawa Timur, mencoba melepas cincin paralon yang terpasang di bagian kemaluan seorang kakek, Selasa (13/5/2025).  Pelapor melakukan hal itu untuk mengantisipasi, supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi agar kemaluannya tidak bereaksi.
EVAKUASI - Petugas Damkar dan Tim Medis RSUD Widodo Ngawi, Jawa Timur, mencoba melepas cincin paralon yang terpasang di bagian kemaluan seorang kakek, Selasa (13/5/2025). Pelapor melakukan hal itu untuk mengantisipasi, supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi agar kemaluannya tidak bereaksi. (Istimewa)

Di kasus lain, Petugas Damkar Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim), dibuat geleng geleng kepala atas ulah seorang kakek asal Kecamatan Jogorogo, Selasa (13/5/2025) pagi.

Diketahui, kakek bernama Suroso (65) datang melapor ke Kantor Damkar Kabupaten Ngawi, ia mengeluhkan kesakitan di organ vitalnya .

Kasi Penyelamatan dan Evakuasi Pemadam Kebakaran Kabupaten Ngawi, Purwanto, mengungkapkan bahwa pelapor merasakan sakit berawal dari inisiatifnya, yang sengaja memasang paralon pada bagian kemaluannya.

Menurutnya, pelapor melakukan hal itu untuk mengantisipasi supaya tidak berhalusinasi atau berfantasi seksual agar kemaluannya tidak bereaksi. 

“Beliaunya itu memasang paralon di alat kemaluannya sejak dua hari lalu, dan dia merasakan sakit yang luar biasa karena tidak bisa buang air kecil, akhirnya dia mempunyai inisiatif untuk datang kepada kami,” ujar Purwanto.

Dirinya menambahkan, proses penanganan membutuhkan waktu hampir sejam, mulai pukul 04.30 WIB hingga 05.30 WIB. 

Dengan melibatkan petugas medis, pelapor dibawa ke Rumah Sakit Widodo untuk proses lebih lanjut.

“Pelapor punya inisiatif langsung ke Damkar karena sering melihat Damkar dalam menangani aduan masyarakat,” ucap Purwanto.

“Syukur alhamdulillah bisa dievakuasi, Damkar dan didampingi tim medis dari Rumah Sakit Widodo untuk pelepasan paralon yang menyangkut di kemaluannya,” imbuhnya.

Proses evakuasi pelepasan cincin paralaon berlangsun glancar. Pelapor juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang berbahaya lagi.

Setelah itu, pelapor berkenan untuk beristirahat lalu kemudian dijemput oleh pihak keluarganya.

“Kami imbau kepada masyarakat, kalau memang memiliki hasrat ataupun keinginan yang meluap-luap dan tidak bisa dikendalikan, bisa dengan cara istighfar atau berdoa,” pungkas Purwanto.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.