COO Danantara Sentil Pejabat BUMN Punya Banyak Protokol: CEO Dunia Tidak Ada
kumparanBISNIS June 19, 2025 04:40 PM
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria menyoroti gaya hidup sebagian pegawai BUMN yang dinilai berlebihan, terutama dalam hal penggunaan ajudan atau staf protokoler.
Menurutnya, pejabat publik sebaiknya menjalankan tugas dengan sikap sederhana.
“Saya bilang saya tidak suka orang [pegawai] punya protokol banyak-banyak. Bahkan istri juga ada protokolnya. Saya rasa itu berlebihan,” ujar Dony dalam dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (IKA Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), Rabu (18/6).
Ia membandingkan kondisi dengan para pimpinan perusahaan besar di luar negeri, yang menurutnya tidak memiliki protokol atau ajudan dalam jumlah banyak.
“Saya ketemu juga banyak CEO-CEO di dunia tidak ada punya protokol 10, ya ajudannya 8 gitu. Saya bilang kita apalagi pegawai negara. Ini kan pekerjaan aja,” tutur Dony.
Ia bahkan menyatakan dirinya tidak menggunakan ajudan dalam kegiatan sehari-hari.
“Saya datang sendiri aja, kenapa mesti pakai puluhan (ajudan) gitu ya kan. Sebenernya istri saya juga nyetir sendiri, nggak ada ajudannya, nggak ada sopirnya, sopir-sopirnya di rumah aja,” ungkap Dony.
Ia menegaskan bahwa jabatan yang diemban seharusnya disyukuri sebagai bentuk pengabdian, bukan untuk bergaya berlebihan. Ia juga mengingatkan bawahannya bahwa jika gaya hidup yang berlebihan diketahui atasan, hal itu bisa menimbulkan ketidaksukaan dari pimpinan.
“Maksudnya, ya BUMN, lu pegawai aja, gayanya udah kayak apa. Kan digaji,” tutur Dony.
Dalam kesempatan yang sama, Dony juga menyampaikan sejumlah kebijakan baru. Seperti larangan bermain golf bagi bagi pejabat di hari kerja hingga istri dilarang 'cawe-cawe' urusan kantor.
“Seperti menentukan dekorasi atau acara, karena kantor bukan warisan keluarga,” katanya.
Dia turut melarang direksi agar tidak berutang budi, tidak boleh ada tekanan dalam bekerja, dan memiliki protokol seperti ajudan berlebihan.
“Dan kini saya senang lihat direksi BUMN kini datang ke saya untuk rapat tanpa ajudan. Ini budaya kerja baru yang profesional," katanya.