Ini Alasan BEI Mau Perpanjang Jam Perdagangan Saham
kumparanBISNIS June 19, 2025 05:40 PM
Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji opsi perubahan jam perdagangan saham untuk memperdalam pasar, memperluas akses investor dari berbagai wilayah Indonesia, dan menjaga daya saing di tingkat domestik dan global.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan perubahan jam perdagangan sedang dalam proses kajian menyeluruh, dengan mempertimbangkan kebutuhan investor lokal maupun asing.
"Pertama adalah bagaimana kita bisa melakukan pendalaman pasar kita. Baik dari sisi demand maupun dari sisi supply. Dalam konteks ini dari sisi demand, investor kita kan tersegmentasi paling tidak asing dan lokal. Tentu kita harus memperhatikan itu,” ujar Jeffrey kepada wartawan usai acara Sharia Investment Week di Kantor BEI, Jakarta, Kamis (19/6).
Salah satu yang mendorong BEI melakukan kajian jam perdagangan karena adanya pergeseran signifikan dalam profil investor ritel lokal dalam tiga tahun terakhir, di mana pertumbuhan terbesar kini terjadi di luar Pulau Jawa.
"Saat ini kalau kita lihat tiga tahun terakhir aja itu pertumbuhan investor baru itu hampir 6 juta orang. Dan 6 juta orang itu menggeser dominasi di Pulau Jawa itu sekarang hanya 67-68 persen,” jelasnya.
Menurut Jeffrey, banyak investor ritel kini berada di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, sehingga waktu operasional bursa yang lebih panjang jadi salah satu topik penting.
Selain itu, BEI juga mencermati dinamika di bursa global yang mulai menyesuaikan jam perdagangannya masing-masing.
“Kalau kita lihat apa yang dilakukan oleh bursa-bursa global, mulai dari Amerika yang menyatakan akan membuka lebih panjang, kita juga melihat bursa-bursa lain tentu akan melakukan penyesuaian,” katanya.
Perbesar
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik di acara Sharia Investment Week di Kantor BEI, Jakarta, Kamis (19/6/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Sejumlah skenario perubahan jam perdagangan tengah dikaji oleh BEI. Jeffrey menuturkan pilihan yang dibahas mencakup kemungkinan mempercepat waktu pembukaan pasar dari pukul 09.00 WIB menjadi pukul 08.00 WIB, serta opsi memperpanjang jam penutupan dari pukul 16.00 hingga 17.00 WIB.
"Bisa lebih dari itu. Opsi-opsi itu masuk dalam kajian yang tentunya belum bisa kita tentukan sekarang,” ujar Jeffrey.
Meski demikian, Jeffrey menyebut implementasi perubahan tersebut belum akan direalisasikan di tahun ini. Katanya, fokus BEI di tahun 2025 masih tertuju pada peluncuran sistem perdagangan baru.
Sebelumnya, BEI mempertimbangkan untuk memperpanjang jam perdagangan saham sebagai langkah strategis guna menarik kembali minat investor asing.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik, membeberkan salah satu opsi yang tengah dibahas ialah memajukan waktu pembukaan perdagangan menjadi pukul 08.00 WIB. Hal ini untuk menyesuaikan dengan zona waktu investor di Asia, atau memperpanjang waktu penutupan hingga pukul 17.00 WIB.
"Oh itu masih kajian ya. Belum ada target, kan masih kajian. Kita belum bisa menargetkan waktu," kata Jeffrey saat dihubungi kumparan, Senin (16/6).
Jeffrey mengakui alasan dikajinya opsi memperpanjang jam perdagangan saham agar bisa melayani seluruh segmen investor dari dalam dan luar negeri.
"Ya supaya kita bisa melayani seluruh segmen investor kita dengan lebih baik," lanjutnya.
Adapun, rencana perpanjangan jam perdagangan saham menyeruak di tengah kekhawatiran keluarnya dana asing dan meningkatnya ketidakpastian global.