Kelompok Yahudi Progresif dan Arus Utama AS Terpecah gara-gara Serangan Israel ke Iran
Febri Prasetyo June 20, 2025 12:32 PM

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah kelompok Yahudi progresif di Amerika Serikat buka suara soal serangan balasan Israel ke Iran.

Alih-alih mendukung, mereka justru menolak aksi militer itu dan menyerukan penyelesaian damai, bukan lewat kekerasan.

Pernyataan bersama ini dirilis oleh organisasi seperti Jewish Voice for Peace Action, IfNotNow Movement, dan beberapa kelompok Yahudi liberal lainnya.

Mengutip Middle East Monitor dan Haaretz, mereka menyebut aksi balasan Israel sebagai bagian dari siklus kekerasan yang berulang dan tak pernah membawa keamanan.

"Kami menolak gagasan bahwa membalas kekerasan dengan kekerasan akan membawa rasa aman," tulis pernyataan itu.

Kelompok-kelompok ini juga menyoroti pentingnya keselamatan warga sipil, baik di Israel, Iran, maupun Palestina.

Mereka mendesak pemerintah AS agar tidak terus memberikan dukungan tanpa syarat kepada Israel, apalagi jika dampaknya justru memperburuk situasi.

Terpecahnya Komunitas Yahudi AS

Sikap kelompok progresif ini berbanding terbalik dengan beberapa organisasi Yahudi arus utama di AS seperti AIPAC, Orthodox Union, dan Zionist Organization of America.

Kelompok-kelompok tersebut menyatakan dukungannya terhadap aksi Israel dan memuji pemerintahan Presiden Donald Trump yang dinilai cepat merespons ancaman Iran.

Dalam pernyataan yang dikutip eJewish Philanthropy, mereka menyebut Iran sebagai ancaman serius dan mendesak dunia internasional untuk bersikap tegas.

"Iran adalah ancaman langsung terhadap keberadaan Israel. Dunia tidak boleh diam saja," bunyi pernyataan itu.

Bukan Kali Pertama

Penolakan semacam ini bukan hal baru.

Sebelumnya, saat konflik Gaza meletus pada 2021, kelompok-kelompok progresif Yahudi juga menggelar protes besar-besaran di berbagai kota AS.

Mereka menolak kekerasan dan menuntut agar hak-hak warga Palestina dihormati.

"Generasi muda Yahudi di AS sekarang lebih kritis terhadap Israel. Mereka ingin kebijakan luar negeri yang lebih manusiawi," kata Rabbi Jill Jacobs dari organisasi T’ruah.

Bisa Pengaruhi Politik AS?

Sikap yang terbelah ini juga bisa berdampak pada politik domestik Amerika, terutama menjelang pemilu.

Sayap progresif di Partai Demokrat mulai mendorong perubahan arah kebijakan terhadap Israel.
Sementara Partai Republik dan Presiden Trump tetap mengambil posisi pro-Israel yang tegas.

"Dukungan untuk Israel bukan negosiasi, ini soal prinsip," kata Trump dalam pidatonya bulan lalu.

Situasi Terbaru Iran–Israel

Ketegangan antara Iran dan Israel makin memanas dalam beberapa minggu terakhir.

Setelah saling serang rudal terjadi, kekhawatiran muncul soal pecahnya perang regional yang lebih luas di Timur Tengah.

Di tengah situasi genting ini, suara dari komunitas Yahudi AS pun ikut terbelah: antara mendukung serangan atau menyerukan damai.

( Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.